Beritacenter.COM - Meski telah dilakukan evakuasi terhadap sejumlah orang, WHO menyebut masih ada 25 petugas kesehatan dan 291 pasien, termasuk 32 bayi di Rumah Sakit al-Shifa Gaza. Parahnya lagi, 32 bayi yang belum dievakuasi itu disebut dalam kondisi kritis.
Setelah melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan itu, tim penilaian kemanusiaan yang dipimpin WHO, Minggu waktu setempat, memberikan rincian terkini mengani kondisi para pasien. Dimana mayoritas pasien merupakan korban trauma perang.
"Pasien termasuk 32 bayi dalam kondisi sangat kritis, dua orang di dalam perawatan intensif tanpa ventilasi, dan 22 pasien dialisis yang aksesnya terhadap pengobatan yang menyelamatkan nyawa sangat terancam," kata WHO dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Jazeera, Minggu (19/11/2023).
Baca juga :
"Sebagian besar pasien adalah korban trauma perang, termasuk banyak pasien yang mengalami patah tulang dan amputasi kompleks, cedera kepala, luka bakar, trauma dada dan perut, dan 29 pasien dengan cedera tulang belakang serius yang tidak dapat bergerak tanpa bantuan medis. Banyak pasien trauma mengalami luka infeksi parah karena kurangnya tindakan pengendalian infeksi di rumah sakit dan tidak tersedianya antibiotik," sambungnya.
WHO menyebut sejumlah pasien selama dua hingga tiga hari terakhir meninggal dunia akibat penutupan layanan medis. WHO menyebut saat ini juga tengah dilakukan upaya evakuasi terhadap sisa pasien ke Kompleks Medis Nasser dan Rumah Sakit Gaza Eropa di Selatan Gaza. Namun, rumah sakit di Selatan Gaza terpantau telah mengalami overkapasitas.
"Tetapi 'rumah sakit ini sudah bekerja melebihi kapasitasnya, dan rujukan baru dari Rumah Sakit Al-Shifa akan semakin membebani staf dan sumber daya kesehatan mereka'" katanya.
Untuk diketahui, sejumlah besar staf, pasien, dan pengungsi di Al-Shiha terpantau meninggalkan fasilitas itu, Sabtu kemarin. Para staf rumah sakit mengaku telah diperintahkan untuk dievakuasi oleh militer Israel. Namun, para pejabat Israel berkilah jika pihaknya memaksa orang meninggalkan rumah sakit.
Lebih lanjut, Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Muhammad Abu Salmiya, sebelumnya berbicara kepada Al Jazeera terkait banyaknya orang pergi dengan berjalan kaki, hanya saja para pasien yang tak dapat bergerak, diamputasi, dan mereka yang dalam kondisi kritis terpaksa harus tetap tinggal bersama segilintir staf medis.