Beritacenter.COM - PDI Perjuangan (PDIP) menyoroti pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah soal Ganjar Pranowo tak perlu ngotot di Pilpres 2024. PDIP menilai yang ngotot ialah pihak yang menggunakan museum sebagai tempat deklarasi.
"Yang ngotot itu yang ingin menjadikan kekuasaan sebagai ambisi, presiden sebagai ambisi, sehingga di museum yang seharusnya jadi tempat yang sakral pun sebagai deklarasi dari ambisi tersebut," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut (PKSPL) IPB University, Kamis (21/9/2023).
Baca juga :
Hasto pun turut membandingkan Ganjar Pranowo dengan capres lain. Dia mengatakan bahwa Ganjar selalu menjadikan rakyat sebagai tuannya. "Berbeda dengan Pak Ganjar Pranowo yang menempatkan tuanku adalah rakyat," ucap Hasto.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya Fahri Hamzah menilai bacapres Prabowo Subianto tidak bisa dibandingkan dengan Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan. Fahri menyebut Ganjar dan Anies 'belum cukup umur'.
"Saya terus terang kalau disuruh menilai, antara Prabowo dan dua kawan kita yang lain ini tidak bisa dibandingkan, kalau saya ya mohon maaf saja, karena saya terlalu tahu juga kawan-kawan itu, saya kadang-kadang mau bilang belum cukup umur nggak enak gitu loh," kata Fahri saat menghadiri Seminar Nasional yang diadakan Gerakan Mahasiswa Pelajar Kebangsaan (GMPK) dengan tema "Meneropong Kepemimpinan Masa Depan" di Jakarta, Rabu (20/9).
Fahri pun menyamakan Prabowo beberapa pemimpin negara di dunia yang usianya di atas 70 tahun. Mulai dari Presiden Amerika Joe Biden hingga PM Malaysia Anwar Ibrahim.
"Misal Pak Prabowo boleh diserang berumur dan sebagainya tapi di antara lima negara demokrasi terbesar dan negara tetangga kita Amerika Serikat itu Joe Biden 80 lebih, India negara demokrasi terbesar berapa itu 77 Kalau enggak salah Modi itu," kata Fahri.
"Pak Prabowo bahkan nanti akan lebih muda dari Anwar Ibrahim, dia 71, Anwar Ibrahim 74," sambungnya.