Friday, 08 Dec 2023
Temukan Kami di :

Plakkk....! Tanpar Wamen, Sahir Nopi : Capres Temperamental

Indah Pratiwi - 20/09/2023 22:45

Tiba-tiba menyebar berita menghebohkan soal ada seorang menteri yang mencekik dan menampar wakil menteri. Tapi itu bukan wakil menterinya sendiri melainkan mentan. Cilakanya, beberapa informasi membocorkan bila yang menampar itu Capres. Otomatis tudingan diarahkan ke Prabowo sebab dia satu-satunya Capres yang masih menjabat menteri. Kalau Anies kan sudah dipecat. Kejadian itu jelang rapat terbatas di Istana Negara. Tentu ini kabar panas yang kemudian di klarifikasi oleh berbagai pihak. Presiden membantah tidak ada kejadian seperti itu. “Setahu saya tidak ada peristiwa seperti itu” kata presiden. Sementara dari informasi lain menyebutkan, kebetulan Presiden berhalangan hadir ketika peristiwa itu terjadi.


Prabowo sendiri mengatakan bila dirinya sama sekali belum pernah bertemu dengan Wakil Mentan, Harvick Khusnul Qalbi. Seakan-akan menegaskan bila bertemu saja belum pernah, bagaimana kejadian itu bisa ada. Sedangkan PDIP melalui Sekjen Partai, Hasto Kristiyanto mengatakan bila ada asap pasti ada api. Namun Hasto tidak memastikan apakah peristiwa tersebut benar terjadi atau tidak. Dia hanya meminta masyarakat selalu cek rekam jejak capres. Rekam jejak jadi penting agar peristiwa yang melanggar hukum itu tidak terjadi. Namun isu ini terus menggelinding dan membuat relawan Prabowo tidak tenang. Mereka kemudian melaporkan penyebar isu tersebut pada kepolisian.

Bila kita merunut beberapa berita lain, masyarakat tentu ingat atau bahkan bisa mencarinya di internet. Ada kejadian kekerasan yang menyenggol nama Prabowo. Sebuah informasi mengungkapkan pada 2014 Prabowo sempat melempar HP pada Suharso Monoarfa waktu PPP menarik dukungan dari Prabowo. Pantas saja PPP tidak bergabung ke koalisi Indonesia Maju. Kemudian viralnya video Hermawan Sulistyo peneliti LIPI yang menuturkan waktu di Akmil, SBY pernah dihajar Prabowo.

Termasuk viralnya Prabowo menggebrak-gebrak meja dalam kampanye Pilpres 2019. Itu diantara beberapa peristiwa yang dikabarkan media mainstrem maupun visualnya masih bisa kita lihat. Sedangkan perilaku kekerasan berdasarkan desas desus lebih banyak lagi. Ini jelas merugikan Prabowo yang sudah mendeklarasikan sebagai Capres serta didukung 7 partai politik. Akankah setelah polemik ini mencuat, elektabilitas Prabowo jadi turun? Atau justru malah naik. Yang jelas, tersebarnya isu ini merugikan Prabowo. Disisi lain, mau dibantah model apapun kayaknya masyarakat tidak terpengaruh. Ada yang meyakini itu benar-benar terjadi namun ada yang tidak percaya.

Pertanyaannya, jika memang ini peristiwa yang tidak nyata berarti orang yang mengarang cerita itu sangat berani. Resikonya sangat berat dan harus dia tanggung. Jangan mudah percaya informasi jika validitasnya belum bisa dipastikan. Setiap informasi yang beredar selalu punya tujuan. Dan kita tidak tahu bila kabar ini tidak benar sebagian orang merasa beneran terjadi. Kita tunggu perkembangan selanjutnya.



Berita Lainnya

Kemukakan Pendapat


BOLA