Beritacenter.COM - Sudah mulai terlihat inisiasi bacapres dlm dunia pendidikan. Prabowo dgn memberikan makanan gratis pra sekolah kpd siswa, sedangkan Ganjar dgn peningkatan kesejahteraan guru. Semua memiliki tujuan yg mulia, tetapi lebih bagus mana unk menunjang kemajuan pendidikan. Sebab kemajuan bangsa perlu ditunjang SDM ahli.
Di era Jokowi menggencarkan pembangunan fondasi hilirisasi dan infrastruktur, unk menggapai Indonesia Emas 2045 perlu lompatan besar dlm dunia pendidikan. Jokowi sendiri sudah memberikan sertifikasi guru unk menunjang kesejahteraan guru.
Hanya sepertiga guru negeri atau swasta yg bersertifikat. Ini menjelaskan profesi guru tidak semenarik bekerja di perusahaan ternama. Sebab semua orang menginginkan upah tinggi, mau bekerja dalam bidang apapun tidak masalah asalkan digaji tinggi.
Tidak terlepas dari hasil kinerja Jokowi dan persoalan pendidikan, Ganjar membuat terobosan peningkatan upah guru sebesar Rp10 juta/bulan. Supaya orang pintar lebih memilih berprofesi sebagai guru daripada selainnya. Dengan guru berkualitas akan menghasilkan SDM ahli sekaligus berkarakter.
Tanpa meningkatkan kesejahteraan guru, dunia pendidikan akan berjalan stagnan dan hasilkan lulusan yang biasa saja. Tentu saja berakibat kemajuan bangsa berjalan melambat.
Ganjar memahami betul, orang pintar jarang menjadi seorang guru. Makanya untuk menarik mereka yang pandai, dia membuat langkah dengan berikan upah tenaga pendidik yang lumayan fantastis. Sebab upah tinggi lebih mudah menarik semua orang.
Seandainya semua orang tertarik dan berlomba-lomba menjadi tenaga pendidikan, akan menghasilkan guru yang berkompeten. Adanya itu, bisa menghasilkan SDM berkualitas dalam bidang yang sesuai digelutinya. Tak hanya mimpi hilirisasi terwujud, bahkan bisa membuat peradaban Indonesia lebih maju.
Seperti halnya Jepang yang berhasil bangkit menjadi negara maju, setelah kehancuran akibat bom atom. Mereka berhasil maju sampai sekarang, dikarenakan negaranya fokus membangun SDM ahli dengan pendidikan berkualitas.
Inisiasi Ganjar mampu diwujudkannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan lewat kesejahteraan guru. Pada waktu menjabat Gubernur, Ganjar sudah membuktikan dengan meningkatkan upah guru honorer dengan gaji sesuai UMK + 10%. Sebelumnya mereka diberikan Rp200 - 300 ribu saja.
Terlebih Ganjar sudah mengangkat 13 ribu lebih guru honorer menjadi PNS. Bahkan sampai guru ngaji agama apapun diberikan insentif. Semua itu untuk kemakmuran tenaga pendidik, supaya mereka memberikan pembelajaran lebih fokus dan maksimal.
Sedangkan, Prabowo memberikan makanan gratis pra sekolah. Penting juga sarapan sebelum proses belajar-mengajar. Sepertinya, kebanyakan siswa sudah sarapan dari rumah. Mungkin ada juga yang tidak sempat sarapan dikarenakan masuk sekolah terlalu pagi atau hal lainnya.
Nanti bagaimana realisasi program makan gratisnya? Sebab makan pagi harus siap sebelum jam sekolah dan menyediakan sebanyak 44 juta. Jika dibedah lebih dalam lagi, akan muncul berbagai macam pertanyaan.
Terlepas dari cara realisasinya, apakah mampu memberikan makanan gratis menunjang lulusan yang ahli? Lulusan pendidikan tergantung dari kualitas seorang guru. Jika gurunya tidak diperhatikan dengan baik, lulusan siswanya akan tetap sama saja.
Kualitas guru Indonesia sendiri masih tergolong lebih rendah dari Negara Asia Tenggara lainnya. Kalau gagasannya makan, tidak akan bisa memajukan pendidikan Indonesia. Justru membuat perkembangan bangsa semakin tertinggal.
Seharusnya seperti Jokowi ataupun Ganjar. Jokowi sudah membuat sertifikasi guru untuk meningkatkan kualitas pengajar. Sedangkan Ganjar sendiri dengan memberikan gaji kepada semua pendidik dengan upah lumayan tinggi.
Dengan upah itu, akan menarik guru baru yang dari anak pintar serta pengajar lama bisa meningkatkan kualitasnya dengan berkuliah kembali. Besaran kuliah setiap bulan mencapai Rp10 juta bisa menunjang ke jenjang S2 hingga S3.
Prabowo yang katanya seperti Jokowi, justru tidak mengindahkan program pembangunannya. Justru gagasan Ayah Bowo hanya makan yang tidak menunjang peningkatan pendidikan. Tanpa itu, hilirisasi tidak akan bisa terlaksanakan.
Sepertinya Prabowo yang klaim dirinya Jokowi, hanya bualan belaka saja. Terlebih, gagasannya sama pembangunan era Pak Lurah bertolak belakang.
Prabowo sebenarnya menginginkan program kerja Jokowi berlanjut atau tidak, gagasannya justru mematikan hasil kerja pemerintah. Apa jangan-jangan hanya cari simpati pendukung Pak Lurah saja dan aslinya tidak ada keinginan untuk melanjutkan.
Apakah ini yang dinamakan keinginan berkuasa?, seperti ucapan Ayah Bowo waktu deklarasi dulu. Sampai melupakan penelitian terkait peningkatan pendidikan. Apakah tidak ada tim risetnya? Baru membahas gagasan pendidikan saja sudah kurang tepat, apalagi bidang selainnya.
Seharusnya seperti Ganjar, dengan meminta tim ahli pendidikan dan ekonomi untuk menghitung realistis gaji guru. Ganjar terbukti melibatkan ahli dalam bidangnya untuk meningkatkan pendidikan. Dalam persoalan selainnya, Jangkung berambut putih selalu menggandeng riset ahlinya.
Sudah sewajarnya masyarakat lebih memilih kesejahteraan guru. Sebab anak-anak mereka bisa mendapatkan pendidikan yang lebih layak dan bisa survive bekerja di manapun. Siapa yang tidak mau putra-putrinya pintar secara akademis dan berakhlak baik? Semua orang tua pasti menginginkan itu, tidak ada di benaknya memiliki anak kurang pandai.
Terlebih bagi guru sendiri sudah pastinya mendukung Ganjar. Dikarenakan pengajar mendapatkan kesejahteraan dan bisa meningkatkan kualitas pengajaran sekaligus ekonomi keluarganya.
Masyarakat sudah pastinya memilih Ganjar yang bisa meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan guru. Dan tidak mendukung Prabowo, dikarenakan makanan gratis tidak memiliki dampak buat warga. Toh rakyat masih bisa menyediakan bekal untuk anaknya sendiri.