Beritacenter.COM - Direktur Umum Kebijakan SEA Netflix, Ruben Hattari, menyebut film-film Indonesia banyak ditonton di berbagai negara. Dia menyinggung soal potensi perfilman RI yang berpotensi bakal meningkat lagi ke depannya.
"Menurut saya konten yang berasal dari Indonesia akan lebih banyak dikonsumsi di Filipina dan sebaliknya, tetapi juga akan tersebar ke luar negeri. Dan kami telah melihat sinyal seperti ini juga terjadi," unjar Ruben dalam Panel Discussion 2 on Funding and Opportunities in Movie and Digital Products, ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 di Hotel Mulia Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/9/2023).
Baca juga :
Ruben turut mencontohkan salah satu film Indonesia yang kini laris manis ditonton hingga ke negara Amerika Selatan, yakni film The Big 4 karya Timo Tjahjanto. Menurutnya, film itu juga menduduki daftar 10 besar film yang ramai ditonton.
"Salah satu film Indonesia tersukses yang keluar dari layanan kami disebut The Big 4. Itu action company karya Timo Tjahjanto, yang banyak dikonsumsi sampai ke Brasil. Di negara-negara seperti Amerika Selatan, ini muncul dalam 10 besar. Jadi kami melihat sinyalnya juga terjadi," jelas dia.
Pada kesempatan itu, dia turut membeberkan sejumlah cara agar sebuah negara dapat meningkatkan industri perfilmannya. Pertama, industri film di sebuah negara diharuskan untuk memanfaatkan talenta-talenta dari dalam negeri mereka.
"Berinvestasilah pada sumber daya manusia di industri film dalam negeri di seluruh wilayah, mengandalkan cerita-cerita yang di sana. Jadi menurut saya tumbuh berkembang itu sumber daya manusianya, bukan hanya kuantitas tapi kualitasnya juga menurut saya itu sangat dibutuhkan," ungkap dia.
Kemudian kedua, Ruben menyoroti soal kunci untuk membangun industri perfilman, yakni mendorong pemerintah untuk memberikan peluang bagi industri film mendapatkan investasi.
"Jadi ini seperti, bagaimana kita benar-benar meyakinkan pemerintah untuk memikirkan, mengembangkan insentif untuk benar-benar membawa lebih banyak investasi ke sektor kita dan Anda tahu, saya pikir hal itu akan semakin mendukung aturan praktis yang baik, tentunya untuk industri ini," tuturnya.
Ketiga, dia juga menyarankan agar pemerintah tak mempersulit masalah izin membangun perindustrian film dalam negeri. Dia juga turut menyinggung soal industri film yang juga dipersulit dengan banyaknya aturan.
"Bisa dipikirkan berbagai peraturan yang banyak harus dilalui oleh rumah pra produksi misalnya dalam hal pengurusan izin dan lisensi juga," tuturnya.
Kemudian terakhir, Infrastruktur juga menjadi perangkat penting bagi industri film. Adapun infrastruktur yang dimaksu, yakni seperti studio film dengan konektivitas layanan yang memadai. Adanya infrastuktur ini akan turut menarik perhatian investor untuk bergabung.
"Ini seperti bagaimana kita benar-benar membuat layanan kita tersedia dan lebih mudah diakses, tapi kalau dipikir-pikir, infrastruktur juga merupakan infrastruktur perangkat keras seperti studio kan, nah di sana? Betul. Jadi tingkat investasi pada infrastruktur dan juga masyarakatnya," pungkasnya.