Kopi yang aku sruput tiba-tiba muncrat dari mulut saat mendengar pidato Prabowo setelah dideklarasikan oleh Partai Golkar dan PAN. Kata-katanya menggebu-gebu. Dia menjelaskan satu persatu kebesaran partai yang mendukungnya beserta sejarahnya. Dia, seperti biasa, juga tidak lupa memuja dan memuji Presiden Jokowi. Sampai akhirnya dia mengutarakan nafsu terbesarnya yaitu ingin berkuasa. Dan muncratlah dari mulut kopi yang baru kusruput.
“Kita minta mandat dari rakyat. Kita memang ingin. Kita minta, kita ingin maju ke rakyat. Kita minta izin rakyat. Untuk kita berkuasa. Karena kita ingin berkuasa hanya untuk kepentigan rakyat dan bangsa Indonesia.”
Pak Prabowo, masak bapak tidak tahu sih. Presiden itu adalah pemimpin tertinggi negara bukan penguasa tertinggi. Rakyat tidak sedang mencari penguasa, dan tidak mau dikuasai. Kalau pun nanti bapak memberikan klarifikasi dan bilang telah khilaf, setidaknya rakyat sudah tahu apa niatan utama bapak ikut Pilpres selama ini. Cuma ingin berkuasa.
Tentu sangat kaget. Orang yang selama ini saya idam-idamkan jadi sosok pemimpin yang berani, gagah dan tegas ternyata cuma ingin berkuasa. Bukan memimpin. Orang yang saya anggap mampu mengorkestrasi kemajuan Indonesia, justru cuma ingin jadi penguasa. Padahal kita tahu, jika seseorang ingin berkuasa berarti dia akan menghalalkan segala cara. Ingin berkuasa, artinya dia bernafsu agar semua orang tunduk dan patuh kepadanya. Tidak ada bedanya dengan sosok otoriter. Dan Indonesia telah punya pengalaman pahit saat dipimpin sosok otoriter yaitu Soeharto. Penuh penculikan, kritik dilarang, tidak ada kebebasan berbicara dan penuh kepalsuan. Mungkin Pak Prabowo terinspirasi dengan cara Soeharto yang mampu berkuasa 32 tahun. Tapi wajar saja, karena Pak Prabowo adalah putra mantu Soeharto. Jadi mau bagaimanapun, buah jatuh memang tidak akan jauh dari pohonnya.
Pak Prabowo memang tidak salah ketika ngomong ingin berkuasa. Apalagi setelah kulihat berulang kali video itu, dia terlihat sangat jujur menyampaikan keinginannya itu. Persis iklan rokok yang menampilkan pertemuan antara calon pemimpin dengan jin. Begini dialognya.
Jin : “Minta apa?”
Calon Pemimpin: “Jadikan aku pemimpin tegas, dipercaya, jujur. Bisa, Jin?”
Jin : “Bisa.”
Calon Pemimpin: “Pilihlah saya. Saya pengin kaya raya. Punya puluhan rumah dan mobil mewah. Selingkuhan di mana-mana. Lho, kok bablas, Jin?”
Jin: “Jujur kan?”
Silakan lihat video itu di youtube. Kejujuran calon pemimpin di iklan rokok itu rasa-rasanya persis dengan kejujuran Pak Prabowo, yaitu demi kepentingan pribadi. Bedanya calon pemimpin di iklan itu ingin kaya dan selingkuhan di mana-mana. Kalau Pak Prabowo ingin jadi penguasa, bukan jadi pemimpin Indonesia. Pesan saya pak, nafsunya dikelola dong. Jangan terlalu kegedean. Ingat, bapak tidak punya istri lho.