Mengetahui adanya deklarasi dukungan yang dilakukan Golkar dan PAN terhadap Prabowo Subianto membuat saya agak terkejut. Ini tak hanya soal waktu yang terkesan mendadak, tetapi manuver yang dilakukan oleh partai kuning dan biru ini terbilang mencurigakan. Ada apa sebenarnya dengan Golkar dan PAN yang terlihat buru-buru mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto.
Kecurigaan saya cukup beralasan, terutama ketika membaca beberapa informasi yang beredar bahwa kabarnya selama acara Rakernas PAN, sampai yang ini kabarnya tidak pernah muncul nama Prabowo Subianto yang akan didukung bersama-sama oleh segenap kekuatan partai yang dahulu dekat dengan sosok Amien Rais itu.
Sementara bagi partai Golkar, kita tahu bahwa dalam acara Rakernas Golkar yang terakhir juga saya dengar eks partai zaman Orde Baru itu memutuskan untuk mengusung Airlangga Hartarto sebagai capres, yang kabarnya tidak bisa ditawar-tawar lagi ketika Golkar harus berkoalisi dengan partai lain untuk Pilpres 2024 nanti.
Dua kondisi di atas belum termasuk fakta bahwa baik Zulkifli Hasan maupun Airlangga Hartarto adalah dua menteri Jokowi yang masih aktif sampai hari ini. Mereka tentu saja mengetahui apa yang dilakukan Prabowo Subianto selaku menteri, yang tampaknya memiliki rapor yang tidak terlalu bagus sebagai seorang Menhan itu, termasuk saat melakukan pemborosan dalam pembelian pesawat jet tempur bekas dengan harga selangit itu.
Mereka semestinya juga bisa menilai kegagalan Prabowo dalam membangun ketahanan pangan di negeri ini. Namun, entah mengapa dua sosok ketua umum partai itu masih berupaya membawa gerbong partai mereka untuk berkoalisi dengan Gerindra dan mendukung Prabowo Subianto. Mungkinkah dalam dukungan mencurigakan ini, seperti kata pepatah, ada udang dibalik batu atas dukungan yang mereka berikan ini? Memang sangat mencurigakan, seperti ada yang disembunyikan dari publik!
Saya tak percaya kalau dukungan mereka tulus kepada koalisi Gerindra dan kawan-kawannya. Boleh saja kita menduga begitu kan? Sama kayak dugaan atau anggapan bahwa mereka tak tahu balas budi setelah diajak berkoalisi oleh PDI Perjuangan dan kursi menteri diakomodir pasca Pilpres 2019 untuk diberikan kepada ketum Golkar dan PAN itu? Apakah mungkin pula mereka sedang berlindung di bawah ketiak Prabowo, agar dugaan kasus hukum yang pernah mengarah pada Zulkifli dan Airlangga akan dipastikan aman kalau koalisi besar kubu Prabowo berkuasa?