Beritacenter.COM - Warren G. Harding dengan Prabowo itu sama, keduanya sama-sama menyentosakan orang-orang terdekatnya, atau bahasa kasarnya kroni-kroninya.
Harding yang menjabat sebagai Presiden ke-6 AS, mempekerjakan kerabatnya dengan posisi jabatan yang tak main-main, semua orang terdekatnya diberi kedudukan yang mentereng. Tapi sayangnya, kedudukan tinggi yang didapat malah disalahgunakan demi mengeruk keuntungan pribadi.
Dari situlah Harding terjerembab akibat ulahnya sendiri, yang seenaknya mempekerjakan seseorang hanya berlandaskan hubungan pribadi semata dan mengesampingkan kemampuan. Alhasil, Harding di nobatkan sebagai pemimpin terburuk sepanjang sejarah.
Pun dengan Prabowo, yang mempekerjakan proyek berskala besar milik pemerintahan (food estate) menggunakan perusahaan (PT. Agrinas) yang terafiliasi dengannya, plus didalam perusahaan tersebut di kuasai oleh elite-elite Gerindra.
Ironisnya, beberapa diantara orang-orang dalam pusaran Agrinas dikenal memiliki keintiman dengan Prabowo, seperti:
1. Musa Bangun, seorang purnawirawan jenderal TNI, plus Waketum DPP Gerindra. Posisinya menjadi Ketua Pengurus Yayasan.
2. Ari Sujono, menduduki posisi sebagai komisaris dalam PT. Agrinas. Selain menjadi komisaris, dirinya juga Mayjen TNI (Purn). Kedudukannya di Gerindra sebagai Ketua Dewan Pembina PIPR, atau tepatnya organisasi sayap Gerindra yang berisi Purnawirawan.
3. Harryadin Mahardika, menduduki posisi komisaris. Ia juga mantan juru bicara Prabowo saat kontestasi Pilpres 2019 silam.
4. Prasetyo Hadi, menduduki posisi komisaris dan menjadi anggota DPR-RI dari partai Gerindra.
5. Rauf Purnama, menjadi Direktur Utama Agrinas. Figur ini juga sempat menjajakan dirinya sebagai anggota DPR RI dari partai Gerindra pada tahun 2019. Pun ditahun yang sama pula, dirinya juga menjadi anggota tim pakar ketika kampanye Prabowo saat Pilpres.
6. Simon Aloysius, berkedudukan sebagai Direktur, ia juga menjadi anggota Dewan Pembina dari partai Gerindra.
Selain beberapa orang yang ku sebut di atas, ada pula tiga sosok yang menjadi anak emas Prabowo, bahkan sang Menhan menyebut mereka dengan karapan “Ksatria Jedi” atau “Jedi Knights” yang merujuk pada film Stars Wars, diantaranya:
1. Sudaryono, menduduki posisi sebagai komisaris Agrinas. Selain sebagai komisaris, dirinya juga tampil menjadi Wasekjen Gerindra.
2. Sugiono, dia seorang komisaris Agrinas yang juga menjalani pekerjaan sebagai anggota Dewan Pembina Gerindra, serta Wakil Ketua di DPR-RI fraksi partai burung garuda.
3. Nah, ksatria jedi ketiga ini adalah sosok anak muda yang sangat digandrungi Prabowo. Dirgayuza Setiawan, yang menjabat sebagai irektur. Ia seorang pemuda yang mungkin saat ini sudah berkepala tiga, posisis Dirgayuza di parpol besutan Prabowo ini sebagai Pengurus Tunas Indonesia Raya, tepatnya sayap partai Gerindra.
Begitulah sesaknya PT. Agrinas yang terkepung oleh elite Gerindra. Itu belum termasuk purnawirawan yang menjadi teman baik Prabowo lho.
Apakah hal seperti itu masih dapat dikatakan minim terjadinya conflict interest? Jelas tidak. Justru banyak kemungkinan yang terjadi, ketika suatu perusahaan hanya di isi orang-orang yang sebelumnya sudah memiliki hubungan.
Belum lagi temuan dokumen yang memuat jika PT. Agrinas secara aktif menawarkan proposal investasi proyek lumbung pangan ini pada pemerintahan di Korea Selatan, dengan angka yang terbilang fantastis dan bombastis, yakni sekitar 4,17 triliun. Dan besaran angka tersebut hanya untuk perkebunan di Gunung Mas saja.
Tentu hal itu akan memicu timbulnya berbagai spekulasi yang mencuat, salah satunya adalah proyek food estate di canangkan sebagai upaya pemerintahan untuk memenuhi konsumsi pangan dalam negeri. Lantas mengapa PT. Agrinas malah menyodorkan proposal investasi ke Korea Selatan? Apakah ada udang di balik batu?
Semua akan terus menjadi pertanyaan, apabila PT. Agrinas maupun Prabowo hanya berdiam diri tanpa memberikan sepatah kata apapun, untuk meluruskan semua masalah ini.
Di tambah lagi jika melihat dengan keadaan sekarang, dimana lumbung pangan berupa lahan singkong yang terbentang luas, kini telah mangkrak dan kacau balau ditangan Prabowo.
Duhhh, diberi mandat kok malah dipermainkan sih, pak. Baru satu proyek saja udah merasa keos dan tak sanggup membenahi kekacauan yang dirimu timbulkan. Makanya pak, jangan bertindak aji mumpung dengan cara memasukkan sebagian besar kronimu kedalam proyek pemerintahan.
Mungkin diwaktu mendatang pak Prabowo juga akan bernasib sama seperti Harding, yang dicap sebagai pemimpin terburuk, karena langkahnya yang salah dengan mengutus sebagian besar kroni-kroninya untuk masuk ke dalam proyek pemerintahan, yang kini telah gatot alias gagal total.