Beritacenter.COM - Boleh kan jika saya menyebut Ganjar pranowo identik sebagai pemimpin berani, tegas, dan sat-set? Tak ada salahnya juga kan jika saya mengulas gebrakan yang dilakukan Ganjar selama ini? Kalau menurut saya sih, sah-sah saja. Tapi kalau ada yang merasa kurang sepakat ya silahkan. Toh namanya juga demokrasi.
Mungkin kata yang cocok untuk mengartikan tiga sifat kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah ini adalah gebrakan. Gebrakan sama dengan positif atau perbuatan yang baik. Memang, gebrakan Ganjar berdampak segala hal. Ada yang menyambut baik dan tak sedikit yang yang merasa kurang senang. Meski saya sebut positif, mungkin masih ada yang menganggap merusak kenyamanan. Khususnya bagi aparatur sipil negara (ASN) dan para pegawai di lingkungan pemerintahan yang nakal dan doyan caplok sana-sini.
Gubernur satu ini sering sekali keliling. Selain menemui warga, tak jarang juga singgah di titik-titik pelayanan masyarakat. Memastikan servis yang diberikan kepada publik sudah sesuai standar operasional prosedur. Tapi, dibalik agenda-agenda tersebut, ada satu hal yang di luar dugaan. Yakni, perjalanan diam-diam.
Sebagai kepala daerah, Ganjar punya agenda kerja sesuai yang dijadwalkan oleh petugas protokoler. Apakah itu cukup? Tentu saja tidak. Apalagi menjadi pejabat publik yang dipilih langsung oleh rakyat. Mungkin inilah alasan Ganjar suka sekali sidak. Yang namanya inspeksi mendadak, kedatangannya tak bisa ditebak. Tiba-tiba ada saja, Ganjar hadir tak terduga. Bisa juga sidak yang dilakukan Ganjar disebut gebrakan untuk mendengar masukan dan keluhan dari akar rumput.
Ambil contoh di awal masa jabatannya. Gebrakan Ganjar memberantas pungutan liar alias pungli. Salah satu temuan yang membuat geger adalah sidak di Jembatan Timbang Subah, Batang, 2014 silam. Semenjak peristiwa itu, wajah jembatan timbang di seluruh Indonesia berubah baik. Kementerian Perhubungan turun tangan merombak sistem operasional jembatan timbang menjadi jauh lebih tertib dan modern. Pungli tak ada lagi dan sopir-sopir truk pun berterima kasih kepada Ganjar.
Tentu gebrakan Ganjar membasmi pungli tak hanya itu saja. Masih banyak tindakan tegas yang dilakukan Ganjar soal praktik pungutan liar. Di akhir masa jabatannya saja, Ganjar berani mengambil keputusan yang tepat dengan mencopot Kepala SMKN 1 Sale, Rembang yang terbukti melakukan pungutan liar. Keputusan tegas itu diambil tak lama setelah pengakuan yang disampaikan siswi sekolah tersebut.
Tiga sifat kepemimpinan itu memang ada pada diri Ganjar Pranowo. Kalau tidak, mana mungkin dia akan mengambil keputusan tersebut. Saya kira wajar tindakan tegas seperti itu diambil. Bisa dibilang, basmi pungli adalah komitmennya. Apalagi melihat adanya pungli yang bersarang di lingkungan pendidikan. Berkedok infak untuk pembangunan musala pula.
Apalagi kalau menengok komitmen Ganjar dalam membasmi praktik-praktik koruptif. Sudah tidak diragukan lagi deh kalau soal ini. Coba lihat, Jawa Tengah di era-nya telah dinyatakan KPK sebagai provinsi paling berintegritas dan juara umum antikorupsi tingkat nasional berturut-turut. Bahkan, Jawa Tengah juga menjadi daerah percontohan yang memerangi praktik korupsi.
Bisa dibilang, ini menjadi bukti tentang komitmen Ganjar yang memang tak pandang bulu terhadap perilaku koruptif. Apapun yang merugikan rakyatnya bakal dibabat-habis. Dan sebenarnya mungkin yang diinginkan Ganjar itu cuma satu yaitu, untuk kebaikan hajat hidup orang banyak.
Sebuah keinginan yang mulia dari seorang pemimpin masa kini. Sulit lho mencari sosok pemimpin yang seperti ini. Kalau diibaratkan, Ganjar adalah sebuah jarum di balik tumpukan jerami yang susah untuk kita temukan. Menurut saya sih, gebrakan yang dilakukan Ganjar selama ini harus didukung penuh. Ini juga menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk menentukan pemimpin masa depan yang berani, tegas, dan sat-set.