Beritacenter.COM - Ketika melakukan kunjungan kerja di pendopo kebupaten Rembang, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo begitu kagetnya saat tahu adanya pungli yang diminta oleh seorang siswi SMKN 1 sale, Rembang.
Dalam pengakuannya, siswa tersebut meyetor uang infaq untuk pembangunan musala. Setiap murid dalam pengakuannya menyetor sebesar 300 ribu. Dan ini yang semakin membuat Ganjar kaget bahkan meminta uang hasil pungli dikembalikan.
Kepala SMKN 1 Sale, Widodo, beralasan bahwa iuran itu merupakan inisiatif dan usulan dari pihak komite. Uang itu nantinya akan digunakan untuk membangun gedung musala. Ia juga mengaku bahwa iuran itu sudah dibicarakan ke orang tua siswa dan sudah disepakati bersama.
Sementara disaat tahu adanya pungli berkedok infaq itu, Ganjar secara langsung meminta agar hasil pungli itu dikembalikan. Menurutnya jenis pungutan dalam bentuk apapun sudah jelas dilarang dan tidak diperbolehkan.
Hal itu juga telah tertuang dalam surat edaran yang ditandatangani oleh seluruh kepala sekolah Negeri di Jateng. Isi surat tersebut yaitu sekolah dilarang melakukan pungutan dalam bentuk apapun. Jadi ketika ada yang melanggar ya harus dikenakan sanksi tegas.
Dan tanpa gebrak-gebrak meja, Ganjar berani memberhentikan jabatan kepala sekolah dan meminta semua uang hasil pungli dikembalikan. Untuk total uang hasil pungli sendiri mencapai 130 juta dan sudah digunakan di tahun 2022 untuk pembangunan mushollah.
Cara Ganjar untuk mengontrol sekolah negeri di wilayah Jateng memang unik. Siswa ditanya soal sekolahnya. Akhirnya ketahuan lah ketika ada yang tidak beres di sekolah. Dan yang sering ditanyakan Ganjar adalah seputar pungutan-pungutan liar.
Namun demikian, apa yang dilakukan Ganjar tersebut bukan tanpa resiko. Resikonya bisa dimusuhi oknum-oknum guru nakal.
Dan pelajaran dari kasus ini adalah, yaitu ketegasan dan kejujuran itu sangat penting. Karena itu merupakan modal utama dalam membangun sistem pemerintahan yang bersih dan baik.
Pemerintahan yang tegas dan cepat merespon keluhan rakyatnya. Dan rakyatnya juga peka serta peduli terhadap adanya sesuatu yang tidak benar di lingkungan sekolahnya.