Beritacenter.COM - Tok, tok, tok. Suara ketukan palu tiga kali dalam persidangan menandakan bahwa keputusan telah diambil. Demikianlah yang sedang ditunjukkan Jokowi. Dalam puncak Perayaan Bulan Bung Karno di GBK, Jokowi telah mengetukkan palunya tiga kali dan membuat keputusan yang tak bisa digugat lagi yakni mendukung Ganjar Pranowo sebagai presiden 2024.
Ketukan palu itu diwujudkan dengan teriakan Jokowi sebanyak tiga kali 'untuk menang, untuk menang, untuk menang' saat memberikan pidato yang ditujukan untuk Ganjar.
"Di sini hadir capres dari PDI Perjuangan Bapak Ganjar Pranowo. Selamat berjuang, semangat berjuang, untuk menang, untuk menang, untuk menang, merdeka, merdeka, merdeka!!"
Keputusan ini menjadi kabar baik bagi masyarakat maupun relawan pro Jokowi, yang selama ini cukup bimbang dengan arah dukungan orang nomor satu di Indonesia ini. Mulai dari kode-kode 'jatahnya Prabowo' lalu 'pemimpin berambut putih' hingga mengajak makan bersama Ganjar dan Prabowo di istana negara.
Walaupun kemesraan Jokowi dan Ganjar sebenarnya lebih sering dan intim, tapi langkah-langkah yang Jokowi lakukan dengan Prabowo mengundang spekulasi jika Jokowi juga mendukung Prabowo. Bahkan menariknya, Prabowo sangat cerdas memanfaatkan momen kedekatannya itu dengan mengklaim seolah Jokowi mendukungnya lewat baliho-baliho yang dipasang.
Ketulusan memang beda dengan hawa nafsu. Meskipun Ganjar lebih dekat baik secara personal maupun kehidupan politis, dia tak bersikap narsis dengan memasang foto-foto dirinya di baliho. Ganjar tampak sekali memiliki etika, dan tidak kemrusung untuk klaim sana sini terutama soal dukungan Jokowi untuk dirinya.
Namun apa boleh dikata, nasib Prabowo sama seperti yang dialami Tom dalam film 500 Days of Summer. Sudah diajak jalan hingga makan, ternyata cintanya bertepuk sebelah tangan. Menghadapi kenyataan memang kadang sepedih itu. Apalagi soal percintaan yakni disaat kita mencintai seseorang tapi orang itu tidak mencintai kita. Makjleb.
Jujur saja, saya awalnya kaget dan nggak percaya dengan yang dilakukan Jokowi. Karena biasanya dia senang menggunakan kode-kode, kini mulut dan hatinya bicara lantang untuk memenangkan Ganjar Pranowo sebagai presiden. Pengakuan ini sekaligus membuktikan kalau Ganjar benar-benar sosok yang mampu meneruskan estafet kepemimpinan Jokowi yang sangat luar biasa ini.
Keputusan final Jokowi ini, saya yakin bukan saja karena dari partai yang sama atau sekadar hubungan personal yang baik. Karena kalau sekadar hubungan baik, Jokowi dan Prabowo juga berkawan baik. Tapi itu didasari atas rekam jejak yang telah Ganjar Pranowo lalui. Sampai kapanpun, rekam jejak takkan bisa berbohong.
Pengalaman politiknya dua periode di DPR RI dan dua periode menjadi Gubernur Jawa Tengah, menjadikan dia sosok matang di mata Jokowi. Belum lagi, rekam jejak kepemimpinannya bahkan dipuji Jokowi sebagai sosok yang bisa membawa Indonesia menjadi negara maju.
Ini gayung bersambut dari harapan Jokowi yang dalam gelaran Musra lalu menyatakan kalau dalam 13 tahun ke depan, nasib Indonesia dipertaruhkan. Kalau pemimpinnya berani, tegas, dan punya nyali, Indonesia dengan bonus demografinya memiliki kesempatan untuk menjadi negara maju.
Dan kini, semua itu tak perlu diragukan lagi. Kepemimpinan Jokowi yang berhasil mendapat kepercayaan masyarakat hingga 82 persen, akan diteruskan sosok yang tepat. Tentunya, kita semua berharap jika program IKN, hilirisasi industri, serta pemerataan infrastruktur bisa berjalan maksimal bahkan lebih baik di tangan Ganjar nanti.
Mari kita bergandengan tangan dan satukan tujuan untuk Indonesia yang lebih baik. Seperti yang dikatakan Puan Maharani dalam acara yang sama bahwa 'Indonesia bukan untuk satu golongan, tapi untuk semua anak bangsa'. Tetap berjuang dan pegang teguh prinsip persatuan karena kita kuat karena bersatu dan bersatu karena kuat.