Friday, 29 Sep 2023
Temukan Kami di :
Politik

Jawab Kekhawatiran Anies soal Penjegalan, PDIP : Berikan Datanya, Bukan Sekedar Asumsi

Kami pun kemarin berbicara dengan banyak pengamat yang menyampaikan asumsi-asumsi yang ada. Dasar asumsi ini kan tentu harus ada data, harus ada sumbernya, harus ada juga betul-betul memang yang kredibel, seperti itu

Aisyah Isyana - 31/05/2023 20:57

Beritacenter.COM - PDIP kembali menjelaskan maksud dari pernyataan cawe-cawe Presiden Jokowi, yang belakangan direspon bacapres NasDem, Anies Baswedan, dengan kekhawatiran penjegalannya. Terkait hal itu, PDIP kemudian meminta Anies berbicara dengan data, agar apa yang dikhawatirkannya tak hanya berupa asumsi semata.

"Saya sudah berulang kali menjelaskan soal cawe-cawe bahwa yang dimaksud cawe-cawe oleh Bapak Presiden Jokowi adalah menjamin proses pemilu ini terjadi secara demokratis, langsung, jujur, umum, bebas, rahasia," kata Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga usai menjadi narasumber di acara rilis survei Fixpoll, Jakarta Pusat, Rabu (31/5/2023).

"Kalau ada hal-hal lain yang mungkin ditanggap oleh siapapun itu boleh-boleh saja, tapi silahkan nanti diberikan datanya, tidak berupa asumsi," sambungnya.

Selain itu, Eriko turut menyinggung soal pihaknya yang juga mendapat laporan terkait asumsi-asumsi dari kalangan pakar terkait pernyataan Jokowi tersebut. Terkait hal itu, Eriko menilai perlu ada sumber data kredible yang melatarbelakanginya.

"Kami pun kemarin berbicara dengan banyak pengamat yang menyampaikan asumsi-asumsi yang ada. Dasar asumsi ini kan tentu harus ada data, harus ada sumbernya, harus ada juga betul-betul memang yang kredibel, seperti itu. Jadi kalau berdasarkan asumsi ya saya sulit menanggapi, ya monggo-monggo saja. Tapi ada yang dirasa tidak adil, tidak baik, semua ini media, sosial media ini melihat, tidak bisa disembunyikan, itu pasti," kata Eriko.

Untuk itu, Eriko turut mendorong pihak-pihak yang merasa mendapat perlakukan tak adil selama perhelatan pemilu, agar dapat melapor ke instansi terkait. Erik menyebut kalangan partai politik tentunya akan sangat mengendaki pemilu dapat terlaksana dengan baik dan adil.

"Jadi menurut kami, memberi masukan kepada siapa pun yang merasa tidak diberlakukan adil, ya diberikan data-datanya, disampaikan secara terbuka, disampaikan melalui instansi, institusi yang ada. Jadi tidak berkembang dengan luas," kata Eriko.

"Kami sepakat partai-partai politik ingin melakukan proses demokrasi dengan riang dan gembira, biarlah nanti kita bersaing dengan gagasan, ide. Sekali lagi toh nanti rakyat yang akan memilih. Rakyat yang akan menjadi panglima, yang menentukan siapa calon pemimpin yang akan datang," sambungnya.

Lebih lanjut, Eriko memastikan tak ada langkah-langkah yang dilakukan Jokowi untuk menjegal pihak-pihak tertentu. Erik memaknai cawe-cawe yang disampaikan Jokowi dalam maksud positif.

"Lho, kalau dari kami melihat langsung dari Bapak Presiden Jokowi tidak ada penjegalan, itu jelas. Dan dalam kamus Bahasa Indonesia, cawe-cawe itu ikut serta, dan itu melakukan hal yang positif, ada tanggapan yang tidak positif ya monggo saya sampaikan itu, sampaikan dengan data, dengan baik dan benar," ujar Eriko.

Untuk diketahui, Anies Baswedan sebelumnya mengaku mendapat banyak ungkapan kekhawatiran, usai Presiden Jokowi menyatakan akan cawe-cawe demi bangsa dan negara, termasuk soal Pemilu 2024.

"Jadi merespons pemberitaan yang mengungkapkan bahwa Presiden mengambil sikap untuk akan bersikap tidak netral dan akan cawe-cawe. Semenjak semalam sampai tadi siang kami banyak sekali menerima ungkapan aspirasi dan kekhawatiran," kata Anies di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Selasa (30/5).

Lebih lanjut, Anies turut membeberkan ungkapan kekhawatiran yang diakuinya diterimanya dan Koalisi Perubahan, dimana kekhawatiran itu meliputi soal penjegalan hingga potensi tak neteralnya Pemilu 2024.

"Ada yang mengungkapkan kekhawatiran penjegalan, ada yang mengungkapkan kekhawatiran kriminalisasi, ada yang kekhawatiran tentang tidak netralnya penyelenggaraan pemilu, ada kekhawatiran tentang caleg-caleg yang mungkin dapat diperlakukan tidak fair, partai-partai yang dapat perlakuan tidak fair, calon-calon presiden yang dapat perlakuan tidak fair," ujar Anies.

"Kemudian potensi terjadinya kecurangan, yang semua itu dikhawatirkan muncul akibat adanya pernyataan bahwa tidak netral dan cawe-cawe," imbuhnya.




Berita Lainnya

Kemukakan Pendapat


BOLA