Beritacenter.COM - Siapa Johnny Gerard Plate? Sekjen Nasdem dari Dapil NTT itu. Johnny tak lain adalah orang kepercayaan Riza Chalid.
Johnny Plate mantan Sekjen Nasdem adalah orang kepercayaan Riza Chalid diungkap Jurnalis Senior Uni Lubis, Editor In Chief IDN Times.
Artiel berjudul "Senja Kala Bisnis Riza Chalid," karya Uni Lubis tanggal 20 Desember 2015, saat bekerja di Majalah Padji mengungkap siapa Johnny G Plate sebenarnya.
Dalam artikel, Uni menulis; "Saya mewawancarai Riza Chalid di kantornya di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan".
"Di situ saya dikenalkan dengan Johnny G. Plate, orang kepercayaan Riza. Johnny sempat menjadi Direktur AirAsia, dan kini adalah anggota DPR dari Fraksi NasDem daerah pemilihan NTT."
"...Riza diketahui adalah pemilik saham penerbangan AirAsia untuk operasional di Indonesia. Industri penerbangan sarat dengan regulasi. Ketergantungan terhadap regulator, dalam hal ini pemerintah, sangat tinggi".
Lalu siapa Riza Chalid?
Uni menjelaskan; "Melalui Global Energy Resources, Riza memenangi tender pengadaan minyak untuk perusahaan plat merah itu, melalui anak perusahaan mereka, Pertamina Energy Trading Limited (Petral)".
"Setelah pemerintah mengumumkan pembubaran Petral, Pertamina mengklaim berhasil menghemat Rp 250 miliar per hari".
“Transaksi (impor minyak) yang beredar tiap hari sebesar US$ 150 juta atau setara Rp 1,7 triliun per hari. Setelah pembubaran (Petral), Pertamina menghemat 22 juta dolar Amerika Serikat (setara Rp 250 miliar),” kata Sudirman Said pada 17 Mei 2015.
"Sumber di bisnis perminyakan memperkirakan cukup lama Riza menguasai sekitar 30 persen impor minyak, termasuk minyak mentah, dari rata-rata impor 1 juta barel per hari yang dibutuhkan Pertamina. Per hari, ya!".
"Kalau merujuk ke ucapan Sudirman Said, setelah Petral dibubarkan, Pertamina untung Rp 250 miliar per hari. Kalau benar Riza Chalid kuasai sepertiganya, berarti sehari minimal omzet bisnis Riza Chalid Rp 80-an miliar!".
Riza Chalid, Petral, AirAisia dan Johnny Plate dan Nasdem menjadi mata rantai oligarki di negeri ini.
Kehadiran Johnny 'titipan' Nasdem di kabinet Presiden Jokowi yang secara berutal maling uang rakyat kini terbongkar.
"Jokowi tengah mengonsolidasi kekuatan politiknya, mencoba memotong suplai gizi kepada politisi dan penegak hukum yang selama ini mendapatkan keuntungan dari bisnis rente, termasuk di sektor energi".
Berhasilkah upaya Jokowi menjadikan dirinya kekuasaan utama politik (yang besar pengaruhnya untuk regulasi ekonomi dan bisnis), sangat bergantung kepada bagaimana Jokowi bisa menguasai jejaring penegak hukum. Tak ada yang kebetulan dalam insiatif perekaman oleh Dirut Freeport Indonesia.
Saya mendukung upaya Jokowi memberangus bisnis rente, dengan alasan bisnis rente membebani ekonomi. Semoga Jokowi konsisten. Sebab nafsu melanggengkan kekuasaan seringkali membuat kompromi dilakukan, karena tak ada kekuasaan tanpa dukungan uang. Pemain baru, kebiasaan lama.
Bagi Riza Chalid, ini senja kala bisnisnya. Juga pengaruh politiknya. Untuk sementara waktu atau selamanya?". Ungkap Uni Lubis menutup artikelnya. Excellent.
Sumber: KATA LOGIKA