Sunday, 11 Jun 2023
Temukan Kami di :
Nasional

Suharso Ungkap Faktor Penghambat Indonesia Sulit Jadi Negara Maju

Lukman Salasi - 19/05/2023 13:37

BeritaCenter.COM – Pemerintah tengah mengejar target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Saat ini merupakan tahun terakhir pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kita punya target-target pembangunan yang memang harus kita capai sampai 2024. Seluruh sasaran-sasaran pembangunan pada 2024 ini mau nggak mau harus secara maksimal kita coba dekati dan kita bisa capai karena ini yang terakhir," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam Rakornas Pelaksanaan Anggaran 2023 di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (17/5/2023).

RPJMN itu selaras dengan rencana pemerintah jangka panjang (RPJP) untuk menuju Indonesia Emas 2045. Sayangnya terdapat hambatan menuju ke sana, salah satunya karena total faktor produktivitas Indonesia yang sangat rendah.

"Dalam hampir 20 tahun terakhir ini Indonesia itu total faktor productivity-nya rendah bahkan minus. Itu juga yang mengakibatkan tingkat pertumbuhan ekonomi kita tidak pernah beranjak atau mendekati dari potensialnya," beber Suharso.

Menurut Suharso, salah satu industri yang perlu digenjot adalah manufaktur. Sayangnya hingga saat ini kontribusi dari sektor manufaktur Indonesia masih berada di bawah 20%.

"Padahal salah satu syarat menjadi negara industri itu, kontribusi dari sektor industri manufaktur itu 20%. Kita berharap kita bisa sampai 30%," ucapnya.

Untuk menuju Indonesia Emas 2045, Indonesia harus keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap). Gini ratio per kapita pada 2045 diharapkan mencapai US$ 22.000 dari saat ini US$ 4.300.

"Awalnya dalam perhitungan kami kira-kira 2036 kita lepas dari middle income trap, tapi karena akibat COVID dan sebagainya kita akan mundur mungkin 2038 paling cepat, tapi mungkin 2041. Mudah-mudahan jangan (sampai) 2045, kita berharap 2045 kita jauh lebih baik lagi," imbuhnya.

Suharso menargetkan RPJMN 2020-2024 bisa selesai mencapai 80-90%. Tercatat hingga saat ini dari 505 indikator sasaran pembangunan, sebanyak 69% meningkat dan 21% lainnya mengalami stagnan atau bahkan menurun.

"Di dalam perkembangannya kinerja ini 69% meningkat, 21% kinerjanya itu stagnan dan menurun. Ini salah satu contoh bagaimana kita ingin supaya yang 69% itu pada tahun 2024 bisa 80% atau 90% dari 505 indikator tadi," ujarnya.




Berita Lainnya

Kemukakan Pendapat


BOLA