Beritacenter.COM - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kembali melakukan penilangan secara menaual. Hal itu dilakukan karena Keterbatasan ETLE disebabkan oleh minimnya anggaran. Di sisi lain, tidak semua ETLE didukung dengan fitur yang memadai sehingga masih banyak pengendara yang bandel.
"Memang benar penilangan manual yang kembali jalan ini ada kaitannya dengan keterbatasan anggaran yg dimiliki oleh Polri," kata Pemerhati Masalah Transportasi dan Hukum, AKBP Budiyanto, Selasa (16/5).
Baca juga :
Budiyanto menuturkan seharusnya keterbatasan anggaran bukan menjadi halangan. Dikarenakan Polri bisa bekerjasama dengan Pemda dan pihak lainnya (Jasamarga) untuk penambahan beberapa CCTV ETLE di beberapa ruas jalan yang belum terjangkau.
"Selain itu, masih ada beberapa kelemahan yg perlu diperbaiki oleh Polri, seperti fitur-fitur yang ada dalam ETLE belum mampu mendeteksi semua pelanggar lain sehingga terjadinya trend pelanggaran," ujarnya.
Trend pelanggaran ini tentunya cukup meresahkan dan dapat berdampak kepada permasalahan lain, seperti kecelakaan dan kemacetan.
Dalam menyikapi hal tersebut, Pakar Masyarakat Transportasi Indonesia Revy Petragradia menyarankan pihak Polri perlu siapkan anggaran lebih guna memperbaiki fitur ETLE.
"Bukan hanya dari sistem readernya, tapi penempatan CCTV yg mampu mengidentifikasi plat nomor kendaraan dan lain-lain, seperti RFID (Radio Frequency Identification) , GNSS (Global Navigation System Satellite) dan lainnya memerlukan biaya yang cukup besar. Namun, hal ini harus tetap dianggarkan meskipun secara bertahap," jelas Revy ketika dihubungi, Senin (15/5)
Selain anggaran yang dilebihkan, Revy meminta Polri untuk memilah mana lokasi-lokasi yang sesuai untuk pemasangan ETLE selanjutnya, seperti jalan arteri primer dan kolekto primer.