Kita pasti punya teman yang kalau diajak kemana-mana langsung bilang “Ayok gas”. Atau saat kita butuh bantuan, dia selalu balas “Oke tunggu, saya kesana”. Dalam bahasa gaul, orang macam ini disebut sebagai orang yang ‘sat-set’. Bisa diartikan juga memiliki loyalitas tinggi.
Jujurly, punya teman sat-set itu sebuah anugerah. Sebab apa-apa yang menjadi kebutuhan kita, mudah untuk terpenuhi lewat kehadirannya. Orang dengan kepribadian sat-set ini cenderung mementingkan orang lain ketimbang dirinya sendiri. Salah satunya, mungkin karena nggak mau melihat orang lain susah.
Dalam pertemanan saja, kepribadian sat-set ini sangat membantu. Bayangkan kalau sat-set diterapkan oleh para pemimpin kita. Setiap aduan yang masuk langsung ditangani. Semua keluhan masyarakat langsung dicari dan atau diberikan solusi.
Sudah menjadi keniscayaan, dalam benak masyarakat kalau jalannya pemerintahan selalu identik dengan proses yang berbelit. Pengen bantuan atau membangun sesuatu, harus menyiapkan berkas yang seabrek. Sampai-sampai mengurusnya bikin pusing. Sudah itu, prosesnya masih lama pula.
Iya walaupun tak semua demikian. Karena semua itu tergantung bagaimana pemimpinnya. Di Jawa Tengah contohnya. Ganjar Pranowo selaku suhunya Jateng sangat mencerminkan pemimpin yang sat-set. Dia pemimpin zaman now yang sigap dan cepat merespons persoalan.
Selain sat-set, dia juga selalu memiliki kebijakan yang menarik. Seperti dalam setiap Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Dia selalu mengutamakan kesejahteraan rakyat dengan tak absen menghadirkan kelompok perempuan, pemerhati anak, dan kelompok difabel. Kita tahu, mereka termasuk kelompok rentan yang sering terpinggirkan dari rencana pembangunan.
Mereka dihadirkan untuk didengar keluhan dan keinginannya. Dari sinilah Ganjar bisa menciptakan kebijakan yang tepat sasaran. Kebijakan ini sangat sederhana, namun tampaknya tak ada kepala daerah yang menerapkan layaknya Ganjar.
Seperti saat gelaran Musrenbang wilayah Jekutibanglor (Kabupaten Jepara, Kudus, Pati, Rembang, dan Blora) di Pendopo Kabupaten Rembang. Kades Woro, Sofuan menyampaikan persoalan di desanya.
Sofuan mengatakan kalau desanya tergolong miskin ekstrem. Dia meminta bantuan pembangunan RTLH dan jambanisasi. Total rumah yang belum layak tersisa 29 rumah. Lalu ada juga 75 lansia miskin yang belum menerima bantuan. Dia kemudian meminta bantuan Kartu Jateng Sejahtera.
“Kami juga minta bantuan mobil operasional, yang bisa digunakan untuk warga mengurus kebutuhan di kabupaten. Karena jarak kami cukup jauh, sehingga kami butuh,” ungkap Sofuan.
Dalam kesempatan itu juga, Ganjar langsung menyelesaikan persoalan Sofuan. Dia mengatakan, akan membantu pembangunan RTLH, membantu membelikan mobil operasional dan memberikan KJS kepada warganya.
“Langsung bro, saya bantu bangun RTLH, saya belikan mobil dan berikan KJS. Ngunu, sat-set,” kata Ganjar disambut tepuk tangan warga Woro.
Selain itu, ada juga usulan Suryo dan Syahroni, perwakilan penyandang disabilitas. Kepada Ganjar, keduanya mengajukan pelatihan entrepreneurship bagi kalangan penyandang disabilitas.
Tanpa banyak cincong, Ganjar langsung mengiyakan. Dia siap memberikan pelatihan untuk pembuatan kemasan dan pemasaran. Ganjar juga meminta para bupati yang ada untuk memfasilitasi para penyandang disabilitas.
“Langsung njenengan data, teman-teman yang mau dilatih ada berapa. Kalau sudah, sampaikan, langsung kami latih. Pak bupati juga tolong perhatikan teman-teman ini ya, berikan pendampingan sesuai yang mereka butuhkan,” pungkas Ganjar.
Ini hanya dua contoh dari sekian banyaknya sikap sat-set Ganjar dalam memimpin Jateng. Contoh lainnya seperti saat Ganjar meninjau pembangunan sekolah. Saat menyadari ada yang kurang bagus, dia langsung menelpon pihak pengembang untuk langsung diperbaiki. Serta wajib mengutamakan kualitas dan tak boleh dikorupsi.
Bahkan malam hari pun Ganjar sempat-sempatnya sidak pembangunan jembatan untuk memastikan semuanya beres dan bisa selesai tepat waktu. Dengan begitu lalu lintas kendaraan kembali lancar, masyarakat pun jadi nyaman.
Pengalaman panjang dalam politik di legislatif maupun eksekutif menjadi modal kuat Ganjar. Gaya kepemimpinannya yang inspiratif dan solutif mampu membuat hati masyarakat tenang. Tak semua pemimpin bisa memilih jalan kepemimpinan seperti Ganjar. Kebanyakan dari mereka hanya sibuk berkutat di balik meja. Dengan aturan yang berbelit dan justru menyusahkan rakyat.
Sumber : Status Facebook Sobar Harahap
.jpg)
.jpeg)
.jpg)
.jpg)
