Monday, 27 Mar 2023
Temukan Kami di :
Opini

Calon Capres BANTENG, Karto Bugel : TIBATIBA BUDIMAN

Indah Pratiwi - 02/02/2023 21:50

Entah kebetulan atau tidak, heboh Budiman memang terasa sangat mewarnai isu politik kita beberapa hari ini. Namanya yang seolah tiba - tiba muncul begitu saja serta merta merubah konstelasi pencapresan yang kemarin terdengar membosankan.


Ya, bertahun - tahun panggung pencapresan itu memang cenderung terdengar membosankan. Selain calonnya hanya itu - itu saja, isu yang mereka bangun pun juga berkutat pada pengulangan yang sama.


Itu memang membosankan. Rakyat seolah digiring dan lalu diberi hidangan dengan menu yang sama terus dan terus.


Entah dari mana datangnya, tiba - tiba menu baru itu tersedia begitu saja di meja tempat mereka makan. Memang belum tentu enak apalagi cocok, tapi itu jelas kebaruan. Paling tidak, rakyat diberi pilihan yang lebih luas atas sebuah makna selera.


"Emang apa sih kebaruan miliknya?"


Dia punya dua modal sosial, UU Desa dan Reformasi. Suka atau tidak, dua hal besar itu memang tak dapat dilepas dari namanya.


Dengan modal sosial besar yang tak banyak dimiliki oleh para kandidat capres yang lain, dia menjadi terlalu menarik. Dia dapat berkisah hal menarik tentang sebuah masa depan dengan pijakan masuk akal atas masa lalunya.


Seperti anak panah yang baru berguna ketika dia bergerak maju dan maka harus punya tenaga tarikan kuat dari belakang, Budiman punya dasar sebagai pijakan kuat yang dapat dipertanggung jawabkan. Dia punya alasan dan legitimasi untuk menjangkau apa yang pernah dia mulai.


Kemarin, sebelum dia dibicarakan, sosok yang ada dan tersedia selalu hanya itu - itu saja dan selalu berkutat pada isu itu - itu juga. Boring...


Seperti anak panah yang juga punya target atas bidikan di depannya, pencapresan bicara tentang sosok pemimpin masa depan yang tahu benar apa targetnya. Dia bergerak maju dan maka pasti bicara tentang visi dan misi.


Entah kebetulan atau tidak, bisa dibilang, hanya Budiman diantara para kandidat capres itu yang sibuk bercerita tentang itu. Dia terlihat selalu sibuk bicara teknologi saat syarat meningkatkan SDM yang berkualitas adalah keutamaan menjemput masa depan.


Dalam konteks yang lebih masuk akal dan bersambung, Budiman ingin mengisi software dari hardware yang sudah dibangun pak Jokowi.


Budiman ingin membangun sumber daya manusia Indonesia diatas pembangunan fisik dan infrastruktur yang sudah Presiden buat. Dia tahu dan lalu menjabarkan apa itu konsep meneruskan.


Pun posisi negara ini di tengah banyak bangsa lain di masa depan, dia bicara geopolitik. Dia mencermati dengan sungguh semua peristiwa itu dan lalu bersuara demi pantasnya bangsa ini berstraregi. Ada blueprint yang selalu ingin dia keluarkan dari dalam isi kepalanya.


"Apa urgensinya harus Budiman?"


Bila kita merujuk prediksi World Bank atau IMF yang bicara bahwa di tahun 2040 Indonesia akan menjadi negara berpenghasilan terbesar nomor 4 di dunia, itu bicara tentang jumlah penduduknya.


Data berkata bahwa jumlah penduduk kita terbanyak nomor 4.
Tapi itu bukan otomatis. Itu sekaligus bersyarat rakyat yang produktif.


Data memang bicara bahwa China, India dan Amerika Serikat adalah negara terbanyak penduduknya dengan urutan 1, 2 dan 3. Dan produktivitas rakyat dari ketiga negara itu tak perlu lagi kita pertanyakan.


Itu seperti kita bekerja lebih cepat dengan hasil lebih banyak bila kita bersepuluh dibanding kita hanya berlima. Tapi itu juga sia - sia belaka ketika kita yang bersepuluh itu ternyata lima diantaranya justru adalah beban karena alasan kelimanya tidak punya skill yang cukup.


Artinya, jumlah rakyat kita yang banyak itu baru memiliki arti positif ketika kita semua punya skill yang merata. Tak ada bahkan satu pun diantara kita yang justru menjadi beban dan maka harus muncul subsidi.


Menjadi nomor 4 di dunia, itu seharusnya adalah target minimal. Dengan SDA kita yang berlimpah dan sangat terkait dengan bagaimana kemajuan teknologi itu mendapatkan pijakannya dan ternyata juga tak selalu dimiliki negara lain, kita punya potensi lebih baik dari prediksi mereka.


Dan sekali lagi, itu bersyarat termin dan kondisi. Semakin cepat anak bangsa pintar, semakin banyak SDA dapat kita gunakan sendiri dalam bentuk barang jadi apalagi berteknologi yang memiliki puluhan bahkan ratusan kali lipat dari harga barang mentah.


"Iya, apa hubungannya dengan heboh seorang Budiman yang merubah konstelasi pencapresan kita?"


Saat bicara 4 mata dengan Presiden, Budiman dikabarkan akan dibekali dengan Peraturan Pemerintah. Itu terkait UU Desa. Itu terkait dengan rinci seharusnya aturan pada UU Desa. Konon penting PP itu harus terbit adalah untuk pemberdayaan manusia desa.


Dari alur cerita itu, siapakah Budiman sehingga PP itu disampaikan untuknya? Selain dia harus diangkat jadi Menteri Desa, PP itu bukan tools miliknya. Itu sia - sia bila hanya diberikan untuk sosok politisi tanpa jabatan terhubung.


Bila PP itu kelak benar diterbitkan sesuai cerita itu, PP itu akan membawa kemajuan luar biasa pada rakyat Desa. Potensi masyarakat Desa menjadi makin pintar bukan lagi katanya - katanya. Ada jumlah dana yang sangat cukup dan dipakai khusus untuk itu.


Dan lalu masyarakat berpolemik bahwa jabatan Menteri Desa akan jadi milik Budiman saat reshuffle. Dan Budiman memang adalah sosok tepat karena dia dekat dengan Desa sekaligus sosok inovator 4.0 yang selalu concern untuk memajukan SDM.


Namun, cerita menjadi lain manakala itu adalah jabatan milik PKB. Perang kepentingan pun segera terjadi di ruang - ruang negosiasi. Dan bukan mustahil bahwa reshuffle terunda ada kaitan dengan kisah itu.


Nama Budiman tiba - tiba disudutkan sebagai sosok di balik rencana perubahan jabatan Kades dari 3 kali 6 tahun menjadi 2 kali 9 tahun sangat mungkin adalah dampak bisik - bisik di ruang negosiasi itu.


Dia akan menjadi sosok berbahaya bila duduk di sana, jelas pantas untuk dinyatakan. Dan itu pasti akan merubah seluruh konstelasi politik pencapresan itu sendiri. Budiman akan terlalu kuat untuk dijadikan lawan.


Setelah agak mereda, terutama ketika pada 1 Februari yang juga tepat jatuh pada Rabu Pon, hari dimana biasanya pak jokowi melakukan reshuffle dan batal, tiba- tiba, isu bahwa Budiman lebih pantas untuk menjadi Ketua BRIN mengemuka.


Benar tidaknya, tuntutan agar BRIN mengganti Ketuanya adalah alat ukur paling mudah. Dan itu terjadi.


Lantas, apakah ketika kabar itu benar adanya dan Budiman kelak duduk sebagai Ketua BRIN dia akan tetap menjadi ancaman bagi bakal capres yang lain, itu jelas BUKAN MUSTAHIL.


Dan benar, nama Budiman Sudajtmiko pun muncul di meme yang hari ini banyak beredar. Dia adalah salah satu dari lima kandidat Capres dari PDI Perjuangan di mana ada nama Ganjar, Puan, Azwar Anas dan Tri Rismaharini.


Budiman tiba - tiba sudah diterima. Dia sudah menjadi satu dalam setara dengan empat kader hebat yang lain yang lama sudah dibranding menjadi.


Apakah meme itu benar berangkat dari data yang dapat dipertanggung jawabkan, kabar atau isu bahwa PDI Perjuangan akan mengeluarkan 5 nama bacapres di bulan Februari sudah lama terdengar. Bisa jadi ini justru benar adanya.


Apakah meme itu berangkat dari berita palsu, hingga saat ini tak ada klaim berlebihan dari PDI Perjuangan untuk menanggapi hal itu.


Bila benar isi meme itu, bisa jadi 5 nama yang keluar itu adalah penjaringan capres untuk internal partai. Bahwa itu bisa bocor, tak ada kebocoran tanpa maksud dalam politik.


Paling tidak, kabar itu bercerita bahwa PDI Perjuangan sangat berbeda dengan partai yang lain. Mencari satu kader partai untuk capres partai lain kesulitan, tidak dengan PDI Perjuangan. Bukan cuma satu, partai ini punya LIMA kader.


Paling tidak, kabar itu sekaligus menepis informasi liar anggapan bahwa Ganjar Pranowo sudah tak dilirik. Ganjar bahkan tertulis pada urutan pertama. Dia masih salah satu yang terbaik di partai banteng itu. Dan dia DIBACAPRESKAN oleh partai.


Paling tidak, bisa jadi pada bulan Maret nanti 5 nama itu akan mengerucut hanya tinggal 2 atau 3 nama saja sebagai normal kompetisi internal.


Dan sangat mungkin, pada 1 Juni nanti, SATU nama akan mereka sebut dengan meriah bertepatan dengan hari Pancasila sebagai haru sangat bersejarah itu.


Pada titik ini, persaingan wajar antara pendukung Ganjar, Puan , Budiman, Azwar Anas dan Tri Rismaharini sudah seharusnya tak lagi membebani partai. Semua komponen relawan dan partai tak lagi punya alasan untuk marah karena alasan subjektif calonnya tak dipilih.


Siapakah dia, siapa pun nama capres itu sangat mungkin adalah Presiden RI ke 8 sebagai penerus Presiden Joko Widodo membangun negara ini.


Sosok itu akan sangat sulit dikalahkan karena hadir dari dua telunjuk, Megawati dan Jokowi.
Dan BUDIMAN, dia melejit karena sudah menjadi salah satunya.
.
.
RAHAYU
.
Karto Bugel




Berita Lainnya

Erizeli Bandaro : Fenomena Mahfud

27/03/2023 07:16 - Indah Pratiwi

Karto Bugel : Diplomasi Sayur Lodeh Jokowi

23/03/2023 15:43 - Indah Pratiwi

Megawati dan Gibran

20/03/2023 22:55 - Indah Pratiwi

Agus Zainal Arifin : Pejabat Pamer Harta

20/03/2023 20:40 - Indah Pratiwi

Karto Bugel : All Jokowis Men

18/03/2023 15:47 - Indah Pratiwi

Karto Bugel "Erick Thohir Bersih-Bersih BUMN"

17/03/2023 11:13 - Indah Pratiwi

Bung Karno, Marhaen dan Keadilan

16/03/2023 15:50 - Indah Pratiwi
Kemukakan Pendapat


BOLA