BeritaCenter.COM – Program deradikalisasi terhadap eks napi terorisme akan dievaluasi secara menyeluruh. Evaluasi berdasarkan pada peristiwa bom di Mapolsek Astana Anyar, Bandung, waktu lalu.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar dalam keterangan resminya yang dikutip, Kamis 29 Desember 2022.
"Jadi terhadap peristiwa ini (Bom Asnana Anyar) tentu menjadi bagian yang kita evaluasi, kita koreksi di mana letak kekurangan kerja sama kita di antara stakeholder," ucapnya.
BNPT akan mencermati keseharian para napiter setelah kembali ke masyarakat. Pengawasan itu harus dilakukan secara utuh dan komperehensif.
Baca juga:
"Jadi lagi-lagi kita harus melihat secara utuh komprehensif bagaimana kita mencermati seseorang eks narapidana, jadi dari mereka-mereka yang sudah kembali, pada umumnya mayoritas mereka kembali kepada masyarakat menjadi orang biasa dan menjadi masyarakat yang beraktivitas secara normal," paparnya.
Boy mengatakan pelaku bom bunuh diri di Astana Anyar bisa memainkan peran dan menyamar sebagai warga biasa. Dia menyebut mereka juga bisa membuat perencanaan tanpa diketahui.
"Dia bisa memainkan peran, dia bisa melakukan perencanaan-perencanaan yang tanpa diketahui, karena dia telah menjadi orang yang bebas," kata dia.
"Oleh karena itu, sistem pemantauan terhadap napiter ini nanti kita akan juga mengajak unsur-unsur pemerintah daerah, aparat-aparat satuan kewilayahan seperti Polres, Kodim, di Polres ada Babinsa, Babinkamtibmas, ini akan menjadi yang kita berikan tembusan, sehingga keberadaan-keberadaan orang-orang ini di setiap desa, di setiap daerah, bisa dipantau bersama-sama," jelas dia.
Selain eks napiter, BNPT bakal memberi evaluasi ke calon-calon teroris yang dikategorikan 'merah' oleh BNPT.
"Jadi evaluasi itu kita lakukan dan kemudian ke depan kita akan ada semacam peningkatan pengawasan khusus terhadap mereka yang masih kategori merah," pungkasnya.