BeritaCenter.COM – Nama penyakit cacar monyet resmi telah diubah dengan MPOX dan MOX. Perubahan nama ini dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Menetapkan nama untuk penyakit baru dan, sangat luar biasa, untuk penyakit yang sudah ada adalah tanggung jawab WHO di bawah Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD) dan Keluarga WHO dari Klasifikasi Terkait Kesehatan Internasional melalui proses konsultatif yang mencakup Negara Anggota WHO," tulis WHO dalam laman resminya dikutip pada Rabu, 30 November 2022.
WHO mengungkap alasan penggantian nama tersebut. Ini berfungsi untuk mengurangi kekhawatiran yang dikemukakan oleh para ahli tentang kebingungan yang disebabkan oleh perubahan nama di tengah wabah global.
Secara umum, penamaan ini berusaha untuk menghindari menghubungkan penyakit atau virus apapun dengan negara, wilayah, hewan, atau kelompok etnis.
Baca juga:
Monkey Pox yang kini berubah menjadi Mpox, ditemukan pada tahun 1958 dan dinamai berdasarkan hewan pertama yang menunjukkan gejala, sebagian besar menyebar di sekelompok negara di Afrika barat dan tengah hingga tahun ini.
Berikut beberapa rekomendasi dari WHO terkait penggantian nama ini:
1. Adopsi mpox sinonim baru dalam bahasa Inggris untuk penyakit ini.
2. Mpox akan menjadi istilah pilihan, menggantikan monkeypox, setelah masa transisi satu tahun. Ini berfungsi untuk mengurangi kekhawatiran yang dikemukakan oleh para ahli tentang kebingungan yang disebabkan oleh perubahan nama di tengah wabah global. Ini juga memberi waktu untuk menyelesaikan proses pembaruan ICD dan memperbarui publikasi WHO.
3. Sinonim mpox akan dimasukkan dalam ICD-10 online dalam beberapa hari mendatang. Ini akan menjadi bagian dari rilis resmi ICD-11 tahun 2023, yang merupakan standar global saat ini untuk data kesehatan, dokumentasi klinis, dan agregasi statistik.
4. Istilah 'cacar monyet' akan tetap menjadi istilah yang dapat dicari di ICD, agar sesuai dengan informasi historis.
5. Pertimbangan untuk rekomendasi termasuk alasan, kesesuaian ilmiah, tingkat penggunaan saat ini, pengucapan, kegunaan dalam bahasa yang berbeda, tidak adanya referensi geografis atau zoologi, dan kemudahan pengambilan informasi ilmiah sejarah.