Thursday, 23 Mar 2023
Temukan Kami di :
Politik

Ciri Capres "Berambut Putih" Mikirin Rakyat, Warganet : Si Rambut Putih yang (Tak) Tahu Diri

Indah Pratiwi - 29/11/2022 15:50

Beritacenter.COM - Belum lama ini pernyataan Presiden Jokowi tentang Rambut Putih yang cocok jadi Capres 2024 di GBK sempat membuat kalangan politik langsung kebakaran jenggot.

Hal tersebut mendapatkan sorotan dari pemilik akun Facebook Pepih Nugraha dengan menuliskan artikel yang berjudul "Si Rambut Putih yang (Tak) Tahu Diri"

 

Oleh: Pepih Nugraha

“Dari penampilan kelihatan, banyak kerutan karena mikirin rakyat, ada yang rambutnya putih semua, ada itu. Kalau wajah cling dan tak ada kerutan di wajah hati-hati. Lihat rambutnya, kalau putih semua, ini mikirin rakyat.”


Demikian persisnya pernyataan Presiden Joko Widodo di depan ribuan relawan di Stadion Gelora Bung Karno hari Sabtu 26 November 2022.

Sosok yang memikirkan rakyat itu menurut Jokowi -panggilan akrab Presiden RI- di antaranya kelihatan dari penampilannya, salah satunya berambut putih. Ia mengingatkan relawan agar berhati-hati memilih pemimpin (Presiden RI) pada Pilpres 2024 mendatang.

Ada jutaan orang Indonesia berambut putih dengan dahi penuh kerutan, tetapi sesungguhnya hanya satu orang yang dimaksudkan Jokowi. Apakah satu orang itu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Menteri PUPR Basuki Hadimulyono, babeh Ridwan Saidi atau HM Soeharto.

Tentu Anda harus skip dua nama terakhir di atas karena tidak mungkin rambut putih ditujukan kepada budayawan Betawi yang kritis dan Presiden RI almarhum yang pernah berkuasa selama 32 tahun.


Dua nama tersisa adalah Ganjar dan Basuki. Keduanya memang berambut putih dan masing-masing ada banyak kerutan di dahi mereka. Tetapi sejujurnya, soal banyaknya kerutan Menteri PUPR itulah juaranya. Juga rambutnya tak kalah putih dengan Ganjar.

Silakan Anda kerucutkan lagi, kepada siapa tepatnya sasmita “rambut putih” Jokowi diperuntukkan; Ganjar atau Basuki?

Ada aksi, ada reaksi.

Reaksi pertama Ganjar adalah menayangkan foto montase dirinya di Instagram miliknya dengan penampilan baru; rambut hitam, lebih muda dan segar serta tanpa kerutan di wajah. Melihat foto ini, sungguh bukan sosok yang dimaksudkan Jokowi, demikian kira-kira pesannya.

Ini semacam respon dalam khasanah komunikasi politik, semacam penyangkalan diri bahwa Ganjar sendiri merasa pernyataan Jokowi bukanlah untuk dirinya. Maka Ganjar merespons dengan meme “antitesa” Jokowi. Sampai di sini Ganjar sungguh orang yang tahu diri dan beretika tentu saja.


Anda tahu, meski merajai elektabilitas tertinggi dalam setiap survei yang dilakukan lembaga manapun, termasuk Litbang Kompas yang paling terpercaya, Ganjar tetap belum dilirik partainya sendiri, PDIP, untuk dimajukan sebagai capres. PDIP lebih memilih “Putri Mahkota” Puan Maharani karena ia anak biologis Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Wajar belaka kalau seorang ibu ingin anaknya yang maju sebagai capres, bukan “anak ideologis” lain. Lagi pula dalam perpolitikan Tanah Air, partai politik yang seharusnya milik publik, sering diperlakukan sebagai milik pribadi oleh oknum ketua umum karena merasa mendirikan, ikut mendirikan atau mempertahankan partai dari gempuran penguasa.

Sayangnya, elektabilitas Puan tidak beringsut naik. Mungkin merayap sejengkal demi sejengkal di saat kamerad separtainya, Si Rambut Putih Ganjar, sudah berlari kencang menuju titik paling jauh, tetapi buntu. Jomplang. Juga dari sekian survei dan “isi hati” mayoritas publik yang terungkap lewat medsos, sosok Puan menghadapi pertentangan.

Dalam bahasa netizen yang lebih populer, Puan memiliki “tone” negatif untuk tidak mengatakan “reluctant” di medan medsos yang kejam. Apapun yang Puan lakukan -padahal itu kebaikan- tetapi ditanggapi “haters” dengan olok-olok. Juga seabreg prestasi yang diumbar lewat media digital dan fisikal (baliho), dianggap angin lalu. “Entah apa yang salah, ku tak tahu”, meminjam penggalan lagi yang “hype” di reel Facebook atau Instagram.

Senyampang itu, sosok “penjegal” elektabilitas Puan yang tak kunjung beringsut justru Ganjar sendiri, teman separtainya. Maka tidak heran kalau beberapa waktu lalu terjadi “deganjarisasi” lewat tokoh-tokoh “setingan” dari kalangan PDIP sendiri, sampai pada “hukuman” atraktif dengan tidak diundangnya Ganjar di acara PDIP yang justru diselenggarakan di Jawa Tengah. Ndilalah elektabilitas Ganjar malah semakin moncer.

Itu cerita lama. Cerita baru, ya soal siapa sosok “rambut putih” yang dimaksudkan Jokowi itu.


Anda mungkin berpendapat sebaliknya, bahwa Ganjar “gedé rasa” sendiri (baca: kegeeran) dengan bereaksi cepat mengunggah potret dirinya yang berambut hitam, muda dan tanpa kerutan di dahi, seolah-olah meneguhkan bahwa ucapan Jokowi itu memang untuk dirinya. Yo, monggo…

Mari kita lihat reaksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono yang merupakan “tangan kanan” Jokowi untuk urusan infrastruktur yang menjadi “kredo” kepemimpinannya setelah sasmita “rambut putih” itu. Nyaris bergeming.

Atau mungkin wartawan media arus utama luput bertanya lebih dalam, baik bertanya kepada Jokowi langsung atau yang lebih gampang bertanya kepada Basuki yang bukan Tjahaja Purnama itu, siapa sosok rambut putih sesungguhnya.

Menarik untuk diungkap, bahwa Basuki ternyata memiliki kartu tanda anggota (KTA) PDIP, makanya sering rantang-runtung di kandang Banteng. Sekjen Hasto Kristiyanto pernah mengungkapkan fakta ini.

“Pak Basuki ber-KTA PDI Perjuangan, beliau menjalankan tugas-tugas membangun koneksitas Indonesia bagi kemajuan Indonesia raya kita,” kata Hasto di Sekolah Partai DPP PDIP, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa 21 Juni 2022 atau lima bulan lalu.

Aduh, jangan-jangan yang dimaksud Jokowi dengan “rambut putih” yang di dahinya banyak kerutan itu sosok Basuki Hadimulyono sendiri!

Kalau benar adanya, Basuki menjadi “jalan tengah” bagi PDIP yang tidak memajukan Puan, tetapi tidak juga memajukan Ganjar. Semacam “win-win solution” di kandang Banteng sekaligus menenangkan gejolak publik yang kadung berharap majunya Ganjar.


Alhasil, pernyataan Jokowi tentang sosok “rambut putih” itu masih “auk ah elap” alias masih misteri. Atau, mungkinkah ini semacam pengalihan isu khas Jokowi? “Entah siapa yang salah, ku tak tahu…”

(Sumber: Facebook Pepih Nugraha)




Berita Lainnya

Sobar Harahap : Ganjar, Pemimpin yang Sat Set

21/03/2023 18:32 - Indah Pratiwi

Mantan Kabareskrim Susno Duadji Maju Bacaleg PKB

21/03/2023 16:20 - Rahman Hasibuan
Kemukakan Pendapat


BOLA