Sejak Jokowi di capreskan oleh PDIP 2014, mulai nongol politik kotor yg di design konon waktu itu motornya dari istana.
Obor rakyat yg memframing bahwa Jokowi anak Cina, anak PKI, ibunya bukan Bu Sidjiatmi, dst.
Jokowi menang, kebencian yg di bangun terus berlangsung, namun tidak menghambat keyakinan Jokowi utk terus mengeksekusi amanah rakyat. Walau pasangannya JK liar kemana2. Dan puncaknya dia mendukung Anis menjadi gubernur Jakarta dgn memainkan politik identitas.
Siapa bisa lupa JK mengundang Taliban ke istana. Mendatangkan Zakir Naik sang pembenci agama lainnya, orang ini juga diusir dari Malaysia.
Politik identitas itu jelas dimainkan dan di framing bgt jelas, ada Eef Syaifullah sang kreator kampanye, ada Buni Yani yg mengedit potongan video Ahok. Dan terbukti Buni Yani dihukum 2 tahun, jadi itu bukti kang. Walau Ahok tetap disekap.
Bahkan kalau mau jujur MUI punya andil besar atas kelakuan Dajjal itu. Karena Disana bermukim manusia nir akhlak waktu itu. Ada Bachtiar Nasir, Yusuf Martak dkk. Dan ketua MUI saat itu yg mulia Makruf Amin. Yg akhirnya wapres juga.
Pilgub DKI 2017 itu adalah sebuah petaka yg nyaris menjadikan perang agama. Islam bukan berarti menang, tapi sebenarnya jadi pecundang karena menang tapi curang dgn jalan memperalat agama.
Islam dijual murah oleh manusia penjarah. Terbukti kan, 5 tahun sang pemenang dgn akhlal nol, hasilnya juga nol persen seperti janjinya. 400 t, apbd cuma membangun satu puskesman. Yg lain bangunan mubazir bau lendir.
Terus skrg ada seorang pandir yg menjilat bossnya yg sudah salah mencapreskan si dungu. Bagaimana orang cerdik pandai yg ngumpul di nasdem bisa buta mata dan hati dalam melihat kebenaran. Apa mereka gak liat wc umum di tengah jalan. Apa gak ingat pohon hijau di Monas di tebas, dll.
Sy lupa Effendy Khoiri ini makhluk dari mana. Tapi rata2 mereka yg ke nasdem kan kutu loncat, cari kesempatan mengendus kekuasaan.
Terus sekarang rame2 lupa siapa dan apa itu politik identitas, apa karena SP pernah bilang politik identitas tak selalu jelek. Terus bagusnya dimana Teuku
Parahnya si muka pucat EK bilang Ahok yg melakukan politik identitas. Ahok itu agamanya minoritas boss. Tapi maaf dia yg bangun masjid di balai kota, mengumrohkan marbot, memberi makan ribuan pasukan kuning.
Lha Anis, Balai Kota aja di kunci rapat, menolak rakyat merapat. Apa itu bukan b**gsat.
Framing model gini sebenarnya kelas sampah. Ini kan sama seperti saat Jokowi di capreskan bahkan sampai 2019, politik keji ini masih terus di gali.
Kelas orang seluruh nasdem plus pemilihnya gak bisa melawan akhlak Ahok yg satu orang itu. Ahok itu Kristen taat, bukan sesat. Dia jujur, berani, punya integritas utk indonesia. Kalian di partai kan cuma cari makan.
Mau kepala kalian dibenamkan ke pasir kayak burung onta, punggung kalian tetap kelihatan. Lubang anusnya bau busuk karena makanannya bangke hasil kebohongan dan kemunafikan pangkat 25.
Jadi sudahi saja omong kosong mulut baumu. Kalian itu sudah jadi gerombolan ikan busuk, yg dimulai dari kepala.
EK mau melawan Ahok. Lu gak padanannya cak. Ngaca aja di bumbu rujak cingur sana.
Ahok itu jauh lebih mulia daripada kalian yg cuma jual agama, tapi gak pakai celana. Gobal gabel kemana2.
(Sumber: Facebook Biakto)