Beritacenter.COM - Situasi dan kondisi perekonomian Indonesia disebut masih terpantau dalam level aman. Bank Indonesia (BI) menyebut hal itu tercermin dari pertumbuhan ekonomi RI kuartal II-2022 yang masih diatas 5%. Bank sentral memprediksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 tumbuh dikisaran 4,5-5,3%.
"Ada 27 negara yang mengajukan bantuan keuangan dari IMF. Indonesia, sejauh ini masih cukup baik," terang Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti dalam peluncuran buku KSK, Jumat (21/10/2022).
Baca juga :
Destry menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia masih didukung oleh konsumsi, investasi yang tumbuh, serta ekspor yang kuat. Tentunya hal itu akan menopang perbaikan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Waspada karena gejolak volatilitas ekonomi global bisa mempengaruhi ekonomi kita. Lalu optimis karena Indonesia memiliki daya dukung dan perekonomian domestik yang kuat," terang Destry.
Selain itu, Destry tak memungkiri adanya tekanan inflasi yang tengah dihadapi banyak negara di dunia, termasuk di Indonesia. Sempat membaik di 2022, pertumbuhan ekonomi global pada 2023 diperkirakan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, bahkan disertai risiko resesi di beberapa negara.
Sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan China, mengalami revisi ke bawah pertumbuhan ekonomi. Pelambatan ekonomi global ini dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik yang memicu fragmentasi ekonomi, perdagangan, dan investasi, serta pengetatan kebijakan moneter yang agresif.
Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi RI pada 2023 nanti diperkirakan akan tetap kuat, lantaran didorong oleh solidnya permintaan domestik dan sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan berlanjutnya penyelesaian Program Strategis Nasional (PSN), ditengah dalamnya pelambatan perekonomian global.