Beritacenter.COM - Bos Tesla dan SpaceX, Elon Musk, membantah adanya laporan soal dirinya disebut pernah bicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Musk juga membantah berbicara soal penggunaan senjata nuklir yang disebut dapat mengakhiri perang dengan Ukraina.
Adapun laporan itu sebelumnya disampaikan Head of Eurasia Group Ian Bremmer dalam newsletter-nya. Dalam hal ini, Bremmer bersikukuh bahwa sumber informasi itu berasal dari Elon Musk langsung.
Baca juga :
"Elon Musk memberi tahu saya bahwa ia telah berbicara dengan Putin dan Kremlin secara langsung tentang Ukraina. Ia juga memberi tahu saya soal garis merah Kremlin," kata Bremmer dalam cuitannya di Twitter, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (13/10/2022).
Bremmer dalam newsletter untuk pelanggan Eurasia Group, menuliskan bahwa Musk memberi tahunya soal Putin yang siap bernegosiasi, dengan catatan Krimea tetap menjadi bagian dari Rusia, sementara Ukraina harus menerima sikap netral dan mengakui aneksasi Luhansk, Donetsk, Herson, dan Zaporizhzhia oleh Rusia.
Lebih lanjut, Bremmer menyebut Musk mengklaim telah dikabari Putin bahwa tujuan perang dengan Ukraina ini harus terpacapai bagaimana pun caranya, termasuk jika harus menggunakan senjata nuklir, jika Ukraina nekat mengambil kembali Krimea yang dianeksasi Rusia pada 2014.
Merespon adanya laporan Bremmer, Musk kemudian memposting cuitan yang berisi bantahan di akun Twitternya. Dia menegaskan bahwa dirinya terakhir kali mengobrol dengan Puti pada 18 bulan lalu. Bahkan, itu pun diklaim Musk membahas soal luar angkasa.
"Saya pernah berbicara dengan Putin hanya sekali dan itu sekitar 18 bulan yang lalu. Topik yang dibicarakan adalah luar angkasa," tulis Musk dalam cuitannya.
Sementara itu, Bremmer mengklaim pembicaraan antara Musk dan Putin itu terjadi sebelum orang terkaya sejagad itu mencuitkan ajakan untuk mengakhiri perang di Ukraina. Dimana salah satu usulannya mencakup pemungutan suara di empat wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia dan mengakui Krimea adalah bagian dari Rusia.
Adanya polling yang dibuat bos Tesla di Twitter itu mendapat dukungan dari Kremlin dan media Rusia. Sementara pihak Ukraina langsung menghujat Musk di media sosial, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.