Sunday, 10 Dec 2023
Temukan Kami di :
Teknologi

Pelajari-Amati Matahari 24 Jam, China Luncurkan Satelit 'Kuafu-1' ke Antariksa

Aisyah Isyana - 12/10/2022 01:20

Beritacenter.COM - Guna mempelajari matahari dan meningkatkan prediksi cuaca, China telah meluncurkan sebuah satelitnya ke luar angkasa. Satelit itu adalah Advanced Space-based Solar Oberservatory (ASO-S) yang mengangkasa dengan bantuan roket Long March 2D dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Mongolia, Sabtu (8/10) waktu setempat.

Satelith China ASO-S itu memiliki julukan Kuafu-1, yang mana dalam mitologi China berarti mengejar matahari. Saat ini, satelit itu telah berada di jalur orbit dan diklaim mampu menyelidiki matahari selama 24 jam setiap harinya.

Untuk dapat beroperasi secara normal, sateli berbobot 859 kgi itu disebut membutuhkan waktu empat hingga enam bulan pengujian. Barulah satelahnya satelit ASO-S akan mempelajari matahari dari jarak 720 km dari Bumi, mulai dari medan magnet dan dua fenomena erupsi besar lontaran massa korona dan semburan matahari.

"ASO-S mampu mengamati matahari 24 jam setiap hari sepanjang tahun. Waktu tunggu harian terlamanya tidak lebih dari 18 menit ketika melalui bayangan Bumi setiap hari dari Mei hingga Agustus," tutur Gan Weiquan, ilmuwan utama satelit dari Purple Mountain Observatory (PMO) di bawah Chinese Academy of Sciences (CAS) dikutip dari Xinhua, Senin (10/10/2022).

Adapun masa pakai satelit ASO-S ini diproyeksi tak kurang dari empat tahun. Dimana selama kurun waktu itu, satelit ASO-S dirancang untuk mengumpulkan dan mengirimkan kembali data sebsar 500 GB dalam sehari, atau setara dengan puluhan ribu gambar berkualitas tinggi.

"Detektor pada wahana itu mengabadikan gambar setiap beberapa detik atau menit dan selama erupsi matahari, serta dapat dengan cepat meningkatkan kecepatan rananya menjadi hanya satu detik untuk menangkap berbagai aktivitas matahari secara lebih mendetail," kata Kepala Desainer Asosiasi Sistem Aplikasi Sains ASO-S, Huang Yu.

Dimana data-data pengamatan yang dikirimkan itu akan diterima tiga stasiun Bumi yang berada di Sanya, Kashgar, dan Beijing. Nantinya data-data yang dikumpulkan tiga stasiun Bumi itu akan dikumpulkan sebelum nantinya disatukan ke dalam komputer berkekuatan 2.048 core yang terpasang di PMO untuk decoding.




Berita Lainnya

Kemukakan Pendapat


BOLA