Sunday, 10 Dec 2023
Temukan Kami di :
Politik

Apakah PDIP "PECAH", Warganet : Dewan Kolonel VS Dewan Kopral, Keresahan Elit Parpol dan Massa Cair

Indah Pratiwi - 27/09/2022 20:40

FOKUS : PDIP

Beritacenter.COM - Belum ini kita dibuat heran dengan politik yamg dilakukan poltikus PDIP dengan membuat Pembentukan Dewan Kolonel yang dilakukan oleh wakil rakyat PDIP di DPR RI lintas komisi untuk memperjuangkan agar Puan Maharani menjadi Calon Presiden di 2024.


Hal tersebut mendapatkan sorotan dari pemilik akun facebook Ahmad Topeng dengan menuliskan sebuah artikel yang berjudul "Dewan Kolonel VS Dewan Kopral, Keresahan Elit Parpol dan Massa Cair"

Oleh : Ahmad Topeng

Pembentukan Dewan Kolonel yang dilakukan oleh wakil rakyat PDIP di DPR RI lintas komisi menunjukkan bahwa mereka merupakan para penjilat. Ya Dewan Kolonel dimaksudkan untuk memperjuangkan agar Puan Maharani menjadi Calon Presiden di 2024. Rumornya diinisiasi oleh Johan Budi SP. Saya tidak yakin begitu karena yang sejak awal getol mendukung Puan sebagai Capres ya hanya Bambang Wuryanto lalu kemudian menyusul Trimedya Pandjaitan.


Di Dewan Kolonel, muncul nama-nama baru yang sebenarnya mereka politisi gaek serta cukup disegani. Bukan hanya di PDIP namun juga sebagai politisi. Sebut saja ada Utut Adianto, Agustina Wilujeng, Masinton Pasaribu, Hendrawan Supratikno dan lainnya. Para loyalis Puan ini terkesan insecure yang melihat tidak ada perkembangan signifikan. Sementara nampaknya ide pembentukan ini disetujui cucu Bung Karno itu. Menurut Johan, Puan hanya tersebut ketika dilapori pembentukan Dewan Kolonel.

Sementara, pembentukan dewan kolonel membuat resah akar rumput. Utamanya para pendukung Ganjar. Mereka kemudian membentuk Dewan Kopral yang digalang oleh Emmanuel Ebenezer sebagai respon Dewan Kolonel. Bagi Nuel, dewan kopral dibentuk sebagai upaya merespon elit politik PDIP. Sepertinya jika diamati lebih jeli, pembuatan dewan kolonel ini sebagai sebuah kegagalan kader atau elit PDIP dalam memperjuangkan sesuatu.

 

 

Mereka bukan politisi kemarin sore, bagaimana bisa mengangkat citra Puan Maharani saja malah membentuk organ ditingkat DPR. Buat apa? Kenapa mereka tidak bergerak di akar rumput dan menggalang kekuatan? Para dedengkot dewan kolonel, siapa sih yang tidak punya jaringan hingga ke bawah? Tetapi pertanyaannya, menggerakkan suara untuk menaikkan elektabilitas Puan tidak bisa. Artinya selama ini mereka bekerja dengan apa?

Bisa jadi mereka hanya menumpang elektabilitas partai, tokoh di daerah, memanfaatkan isu, sehingga mereka terkesan menjadi motor. Sesungguhnya mereka tidak bergerak kemana-mana. Disisi lain, elektabilitas Ganjar Pranowo, kader PDIP yang dianggap paling kuat elektabilitasnya di mata publik hampir tidak pernah melakukan apapun untuk menaikkan nama dia sebagai Capres. Sehari-hari masih tetap menjalankan tugas sebagai gubernur. Dan jika di medsosnya ada unggahan tentang kegiatan dirinya ya paling aktivitas harian.

Kita belum pernah menemukan Ganjar mengkonsolidasi massa yang begitu besar, banyak dan itu digerakkan oleh orang-orang dia. Entah sudah berapa kali dalam konsolidasi internal PDIP di Jateng bahkan Ganjar sengaja tidak dilibatkan.

Megawati semestinya tidak boleh diam atas kejadian ini. Pembentukan dewan kolonel bukan becandaan, bukan mainan dan mereka tahu bagaimana aturan main di PDIP. Sudah jelas disebutkan sesuai dengan aturan. Dan penentuan Calon Presiden berada di tangan Ketua Umum. Bagaimana bisa mereka itu mendukung Puan dalam upaya memperjuangkan sebagai Capres? Teguran tidak akan membuat mereka jera. Harusnya Ketua Umum PDIP memberikan sanksi tegas pada mereka yaitu, copot dari jabatannya sebagai wakil rakyat.

Sumber : Status Facebook Ahmad Topeng

 




Berita Lainnya

Habis MK Terbitlah Putusan KPU

10/12/2023 13:54 - Indah Pratiwi
Kemukakan Pendapat


BOLA