Beritacenter.COM - Belum lama ini kita dibuat kaget dengan Kapolri menetapkan tersangka mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan ajudannya, Brigadir J.
Fakta-fakta baru yang diungkap orang nomor satu di tubuh POLRI itu, TIDAK ADA fakta tembak-menembak, yang ada penembakan terhadap brigadir J yang dilakukan atas perintah saudara FS.
Terungkanya Ferdy sambo menjadi dalang pembunuhan mendapatkan sorotan dari Facebook Andi Atthira dengan menuliskan sebuah artikel yang berjudul "Saksi Kunci dan Lubang Kunci Kasus Sambo"
Oleh : Andi Atthira
Putri Candrawathi adalah saksi kunci, pasti. Beliau bukan hanya berada di TKP dan melihat langsung insiden itu, tapi beliau juga tahu persis motif penembakan itu. Selain Ibu Putri, ada juga ART yang dipanggil untuk membersihkan sisa sisa penembakan itu, bukan satu tapi mungkin lebih dari satu. Sidik jari di TKP menjawab alibi mereka. Mereka harus dimintai keterangan sebagai saksi terpisah, untuk menguatkan kesaksian ibu Putri yang bisa jadi akan memainkan drama baru.
Ibu Putri mengenal dengan baik AKP Rita Yuliana termasuk Koman Yogi Arya Wiguna, suami si Polwan cantik. Saling mengenal, saling tahu status masing masing dan saling paham hubungan atasan dan bawahan, bukan berarti kemungkinan terjadi apa apa di belakang menjadi tidak ada. Itu hal yang biasa. Pasti sang jenderal tahu sekali. Urusan begini saya lumayan memahami.
Secara psikologis, ibu Putri memang mengalami shock luar biasa, itu juga pasti, karena beliau melihat langsung insiden itu, di depan mata. Selain itu juga, ada drama penghianatan, yang menjadi dugaan motif sementara, yang membuat ibu putri lebih shock lagi dan mungkin meminta sang jenderal mengaku di depan ajudannya. Kemungkinan ini ada.
Baca juga :
Bisa jadi ibu Putri memaksa ajudan sang jenderal untuk menceritakan kesaksiannya. Sang ajudan dilema, tapi terpaksa menceritakan apa yang ingin diketahui oleh si ibu, ketahuan, sang jenderal marah, terjadi penganiayaan, sampai akhirnya door. Jika melihat luka luka dan hasil otopsi pada Brigadir J, jelas terlihat bukan door dulu baru dihajar. Luka luka itu sudah ada beberapa menit sebelum ada luka tembakan.
Selanjutnya, sang jenderal memanggil semua yang ada di dalam rumah itu, termasuk para saksi, ART dan penjaga rumah, untuk merekayasa peristiwa itu seolah olah motifnya adalah pelecehan seksual, yang sebenarnya dimaksudkan untuk mengalihkan motif yang sebenarnya. Lalu kemudian para ART diperintahkan untuk membersihkan sisa sisa darah, memutus CCTV dan menyingkirkan semua bukti bukti yang dapat memberatkan sang jenderal.
Tentu sulit menganalisa dengan akal sehat, seorang ajudan berani melecehkan istri pimpinannya. Sulit juga diterima ibu Putri demen daun muda, karena tidak ada bekas penganiayaan sedikit pun di tubuh ibu Putri. Jika seandainya ibu Putri memiliki hubungan khusus dengan Brigadir J, kemudian kepergok oleh Sang Jenderal, ceritanya tentu akan berbeda. Kemungkinan ini kecil sekali, bahkan nyaris tidak mungkin.
Jadi…. ibu putri harus dipanggil untuk memberi kesaksian. AKP Rita Yuliana juga wajib dimintai keterangan, jika motifnya masih dianggap perlu untuk dibongkar. Jika tidak, maka pidana yang dijatuhkan pada Sambo sudah cukup. Tapi bagaimana pun kasus ini pasti akan bergulir ke pengadilan dan motif motif itu dianggap perlu untuk diungkap.
Satu lagi, dokter forensik dari kepolisian yang memberikan kesaksian awal bahwa tidak ada yang janggal dengan kematian Brigadir J, juga wajib diperiksa. Mereka adalah bagian dari skenario untuk menyelamatkan sang jenderal. Setelah sang jenderal terbukti melakukan penembakan, yang dianggap tidak ada yang janggal itu, maka otomatis keterangan dokter forensik dari kepolisian dapat dianggap sebagai keterangan palsu.
Kesimpulannya, jika Ibu Putri adalah saksi kunci, maka bisa jadi AKP Rita adalah ‘lubang kuncinya’. Hihihi.
Irjen Fadhil Imran, apa kabar, Daeng ? Boleh dong memberikan keterangan sedikit, informasi apa yang dibawa oleh Sambo ketika mengajak ketemu, sehingga terjadi adegan ‘ peluk cium peluk cium bolak balik peluk cium muuuaah muuuaaah….’
Majalah Tempo mana nih ? Masak investigasi hampir sebulan hanya mengupas kulit kulit arinya doang ? Itu kan sama saja dengan yang diberitakan di TV. Lebih depth lagi dong. Setelah Kapolri memberikan keterangan semalam, hasil investigasi kalian seolah mentah tak berisi.***
Sumber : Status Facebook Andi Atthira