Thursday, 23 Mar 2023
Temukan Kami di :
Bisnis

Majukan Ekonomi Bangsa, Erick Thohir Optimis Indonesia Bisa Cetak 25 Startup Unicorn

Aisyah Isyana - 10/11/2021 20:56

Beritacenter.COM - Menteri BUMN, Erick Thohir, mengaku yakin Indonesia dapat melahirkan banyak startup yang mendapat predikat unicorn di masa depan. Dia menyebut setidaknya jumlah startup Indonesia nanti akan mencapai seperempat jumlah startup di Amerika Serikat (AS).

Startup dengan predikat unicorn merupakan perusahaan rintisan dengan valuasii USD 1 miliar, atau setara Rp14 triliun. Sementera untuk startup decacorn merupakan level startup diatasnya lagi, dengan nilai valuasi perusahaan mencapai USD 10 milar.

Untuk saat ini, Indonesia telah memiliki satu startup decacorn, yakni Gojek. Belum lama ini, perusahaan jasa transportasi itu dilaporkan merger dengan ecommers Tokopedia. Keduanya membentuk etensitas baru bernama GoTo pada Mei lalu.

Sepanjang masa pandemi, Indonesia terpantau telah melarihkan startup unicorn baru, yakni J&T Exspress, OnlinePajak, dan Xendit. Sementara startup yang sudah di level ini, yakni ada Bukalapak, Traveloka, OVO, dan Tokopedia.

"Kita bisa punya startup unicorn paling tidak seperempat dari AS, yaitu 25. Karena itu, sejak awal bagaimana Telkom dan Telkomsel harus merubah model bisnisnya. Saya sangat mendorong agar Telkom fokus ke B2B, Telkomsel ke B2C," papar Menteri Erick Thohir di acara peluncuran aplikasi kesehatan Fita, Rabu (10/11/2021).

Guna mewujudkan hal itu, Erick menyebut ada tiga hal yang harus menjadi sorotan, yakni akses distribusinya, pendanaan dan pasar. Dia menyoroti pentingnya sinergi SDM kita dalam memanfaatkan bonus demografi.

"Hal ini kita harus kolaboratif dengan para founder di Indonesia. Kita harapkan mereka juga bagian driven kebangkitan ekonomi kita, tetapi tidak kalah penting sinergi SDM kita dalam memanfaatkan bonus demografi harus diperhatikan, apalagi ada industri 4.0," jelasnya.

Menurutnya, Indonesia bakal mengalami bonus demografi pada tahun 2030-2040 mendatang, dimana terdapat jumlah usia produktif direntang 15-64 tahun. Adapun jumlah itu lebih besar jika dibandingkan dengan usia tidak produktif, yakni dibawah 15 tahun dan diatas 64 tahun.

"Kita harus bantu generasi muda Indonesia, tak hanya mendapatkan kesempatan berusaha namun juga membuka lapangan pekerjaan. Saya yakin, kita punya potensi luar biasa karena kita punya pasar yang luar biasa," jelas Menteri BUMN.

"Kita tidak mau pasar kita dipakai hanya untuk pertumbuhan bangsa lain, tapi harus dipastikan pertumbuhan mayoritas bangsa kita. Era teknologi harus kita sinergikan maksimal," pungkasnya.




Berita Lainnya

5 Tips Bisnis untuk Pemula Agar Sukses

28/02/2023 08:19 - Rahman Hasibuan
Kemukakan Pendapat


BOLA