Istana Cikeas ini selalu saja bergemuruh dgn komen kelas murahan, sialnya yg dikomen selalu kegiatan pemerintahan yg seolah lebih jelek dari masa SBY memimpin dgn segala keamburadulannya.
Kita gak usah bahas satu persatu, panjang ceritanya dari mulai korupsi sampai nyanyi, biar sajalah mereka yg di istana itu yg bicara kepada Tuhannya.Karena selama 10 tahun dia memimpin Indonesia tak baik-baik saja.
Celakanya, SBY yang tanpa prestasi itu nyinyirnya setengah dewa, sampai kita lupa dia itu bekas presiden atau emak-emak yg kurang uang belanja. Sudah lama netizen menasihatinya bahwa diam adalah lebih baik dari pada bicara menambah ketahuan belangnya.
Dia mau bilang apa, membandingkan Jokowi dgn dirinya, ya pastilah jauh langit dari bumi. Parahnya dua kaisar, anaknya yg salah kelola ikut gayanya, mulai nyinyir tapi tak ada bobotnya, ngekor pula mulut menantunya, ya jadilah drama ketoprak humor memaksa kita ketawa walau lucunnya jauh kemana-mana.
Saya nggak tau kok SBY seolah membiarkan anak-anaknya berguru dgn RG yg kalau ngomong asal mangab. Mbok ya mikir diri ini siapa gitu lho. Ibas bicara nation failed, dia bak orang ngelindur siang, ujuk-ujuk kebangun kedandapan. Negara ini berproses tole, sekarang sedang pandemi.
Gak kebayang kalau saat ini zaman SBY, wong zaman saat aman damai saja dia cuma nulis lagu, kalau kena pandemi di pasti prihatin, sambil ngomongin gaji prsiden gak naik.Dia bicara rezim Jokowi seolah anti kritik, apa pernah Jokowi buat pengaduan ke polisi saat dikatakan anak PKI, Anak Cina, dst.
Lha SBY berapa kali buat pengaduan gegara di kritik, hello are you sleeping there ! Jadi sudahlah pak, kasian anak-anak kalau mereka pikir bapak punya prestasi atas negeri ini, kelilipan mata mereka atas kepalsuan, karena kamilah yg merasakan apa yg sudah bapak berikan dari sebuah amanah yg kami berikan, apa 6 lagu itu cukup, jangan gurau pak.
Sekaranglah rakyat baru merasakan pemerataan harga BBM, tambahan tol 2.350 km dalam 6-7 tahun, lha bapak + Soehato 42 thn jalan tolnya hanya 747 km alias 13 km / tahun, sementara Jokowi membangun dengan kecepatan 333 km / thn.
Jauh ya pak, ibarat balapan bapak baru di lap 1, Jokowi sudah hampir finish. Beda kelas memang.Saran kami bapak diam saja, menikmati hasil pengumpulan pendapatan selama 10 thn yg entah berapa jumlahnya dan darimana mendapatkannya serta dengan jalan apa, hanya bapak dan setan yg merasakan.
Kenapa saran kami bapak harus diam, karena kalau kalian ngomong, ketahuan gak nyambungnya, kasian jadi olok-olok an orang sedunia. Kemampuan gak bisa dipaksakan karena kapasitas itu tempaan, bukan jiplakan. Mumpung ada waktu coba kirim anak bapak satu ke Boby di Medan, dan satunya ke Solo ketemu Gibran.
Kenapa? Karena anak dan anak mantu Jokowi itu mentornya beneran, bukan mentor gaya-gayaan.Gitu ya pak, awas FAMILY FAILED !!
(Sumber: Facebook Kend Subiakto)